SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Jangan hina kami para purnawirawan dengan makar. Kami punya apa? Saat ini persis menjelang 1965. Para ulama ditangkapi, dibunuh, dan muncul Dewan Jendral yang ujungnya para jendral Angkatan Darat dibunuh dan di buang di lubang buaya, begitu ujar mantan Kasum TNI, Letjen (Purn) Soeryo Prabowo, saat jumpa pers bantahan atas tuduhan kepada Mayjen TNI (Purn) Soenarko, Jumat (31/5), di Hotel Century, Senayan,Jakarta.
“”Kalian punya segalanya, tapi jangan hina kami para purnawirawan!,” tegas Soeryo Prabowo.
Selanjutnya, Soeryo Prabowo meminta media jangan mudah menuduh dengan mengutip statemen orang. Tidak ada jenderal yang pengalaman tempurnya menyamai Pak Sunarko. Tidak benar Pak Sunarko ditangkap di Bandara, itu tidak benar. Tidak benar Pak Sunarko menggunakan senjata rakitan. Jangan mudah menggunakan kata makar. Jangan sekali sekali menuduh kami tidak cinta merah putih. Pemberitaan mengenai Pak Sunarko jelas bukan hanya menyakiti hati keluarga Pak Sunarko, menyakiti juga Korps Baret Merah.
Sementara itu, KPAA Ferry Firman Nurwahyu, S.H (Wakil Ketua Advokat Senopati-08) menambahkan bahwa pemberitaan ini sesuatu fitnah yang sangat keji demi membunuh karakter Pak Sunarko, tanpa didukung oleh bukti bukti apapun.
“Tuduhan yang diarahkan kepada Mayjen TNI (Purn) Sunarko yang diberitakan secara luas di media massa adalah pernyataan yang tidak benar dan menyesatkan serta telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Kami menghimbau kepada pers untuk menghormati prinsip praduga tidak bersalah,” jelas Firman Nurwahyu.
Oleh karenanya, Mayjen TNI (Purn) Sunarko dengan ini membantah isu menyesatkan tersebut. Tidak pernah memasukkan senjata M16 A1 maupun M4 Carbine ke Indonesia. Tidak pernah membuat senjata M16 A1 maupun M4 Carbine. Tidak pernah menerima senjata M16 A1 maupun M4 Carbine. Mayjen TNI (Purn) Sunarko tidak pernah menyimpan senjata M16 A1 maupun M4 Carbine dan tidak pernah menyembunyikan senjata M16 A1 maupun M4 Carbine. Bahjan tidak pernah mengangkut senjata M16 A1 maupun M4 Carbine.
“Mayjen TNI (Purn) Sunarko tidak pernah melakukan, tidak pernah menyuruh melakukan, tidak turut serta melakukan perbuatan atau terlibat kericuhan dalam aksi massa pada 22-23 Mei 2019, sebagaimana dimaksud dalam surat dari Bareskrim Polri Direktorat Tipidum Nomor : B/98-5a. Subdit I/V/2019/Dit Tipidum, Perihal Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan tanggal 18 Mei 2019,” tegas Firman lagi.
Didalam kesempatan yang sama, Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat (Mentan Sesmenkopolhukam) yang turut hadir pula mengemukakan bahwa agak aneh kalau diberitakan Pak Narko mau makar dan menyelundupkan senjata. TNI itu disumpah siap mati untuk bangsa dan negara. Masa seorang Pak Narko dituduh menyelundupkan senjata untuk makar. Senjatanya hanya satu bagaimana mau makar? Senjatanya juga sudah kadaluarsa, dan dimodifikasi. Kami ini siap mati untuk bangsa dan negara.
“Kami sangat marah mendengar Pak Narko dituduh makar. Ini hanya kepentingan politik. Kami tidak pernah melihat selama bertugas, pak Narko berbuat yang aneh aneh. Kopassus itu lingkupnya sangat kecil, sehingga hubungan antara atasan dan bawahan sangat erat. Ini menyangkut harga diri Kopassus. Ini dagelan politik. Kalau Pak Narko seperti itu, leher saya taruhannya,” jelas Yayat Sudrajat.
Turut hadir pula di ruang Kesatria Wira Yudha Lt. 1, Hotel Atlet Century Park, Jl. Pintu Satu Senayan No.1, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Zaenal Abidin, S.H., M.H. (Ketua Umum Advokat Senopati-08), Susiasih, S.H., M.H. (Sekretaris Jenderal Advokat Senopati-08), Kolonel Inf. (Purn) Drs. Sri Radjasa Chandra, MBA. (Mantan Perwira Pembantu Madya/Pabandya bidang Pengamanan Komando Daerah Militer Iskandar Muda)
Sedangkan Mayor Jenderal TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim (mantan Kepala Badan Intelijen ABRI/BIA), mengingatkan kekhawatirannya dengan keamanan Indonesia ke depan. Ada ribuan pensiunan Kopassus datang menyampaikan kerisauan mereka. Situasi ini tidak bagus. Kami menghargai jalur hukum yang ada. Pak Sunarko punya jasa sangat besar, mendapat pujian dari dunia Internasional.
“Jadi jangan sampai kita mengalami perang saudara karena persoalan ini. Sekarang Pak Sunarko yang merupakan seorang patriot dituduh makar. Saya masih percaya dengan aparat penegak hukum kita agar clear masalahnya. Jangan sampai kita mengalami situasi yang dapat membubarkan NKRI,” tutupnya secara tegas mengingatkan kembali.
(pung; foto dok