SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Pertanyaan simpel dari warga seperti “LPS itu apa, Teh?” ternyata masih sering didengar oleh **Annisa M.A. Mahesa**, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra. Dalam uji kelayakan dan kepatutan calon anggota Dewan Komisioner LPS, Doddy Zulverdy, ia menyoroti pentingnya penguatan literasi publik soal Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) — lembaga yang fungsinya menjamin uang tabungan kita tetap aman, bahkan kalau bank-nya bermasalah.
> “Tahu LPS, tapi belum tentu paham atau mengenal dengan baik,” kata Annisa, yang juga merupakan legislator dari Daerah Pemilihan Banten II, sambil membagikan pengalamannya berdialog langsung dengan masyarakat.
Ia bercerita, banyak warga yang bahkan belum pernah mendengar istilah LPS sama sekali. “Waktu saya tanya ke warga, ‘Tahu nggak LPS itu apa?’ Jawabnya malah, ‘Hah, enggak tahu Teh, LPS itu makanan ya?’,” kisah Annisa sambil tersenyum.
### SuperApps Canggih, Tapi Harus Nyambung ke Rakyat
Dalam forum yang digelar di Gedung Nusantara I, DPR RI, Rabu (2/7/2025), Annisa juga menyoroti rencana Doddy Zulverdy yang ingin mengembangkan **LPS SuperApps**, aplikasi serba bisa yang katanya bakal mengandalkan teknologi **Artificial Intelligence (AI)** dan **machine learning**.
Annisa menantang Doddy untuk menjelaskan visinya secara konkret. Menurutnya, aplikasi digital secanggih apapun tidak akan berguna kalau tidak mampu menjangkau masyarakat, terutama mereka yang ada di pelosok atau daerah tertinggal.
> “Saya ingin tahu visi Bapak tentang SuperApps itu seperti apa. Ini bukan cuma soal fitur keren, tapi bagaimana ini bisa bikin masyarakat makin paham LPS, dan mudah tanya-tanya tanpa harus datang ke kantor,” tegasnya.
### Tantangan di Daerah 3T: Kalau di Banten Aja Masih Bingung…
Annisa juga mengingatkan bahwa pemahaman soal LPS belum merata. Berdasarkan data yang ia miliki, tingkat literasi masyarakat baru sekitar **76 sampai 80 persen**. Artinya, ada lebih dari 20 persen warga Indonesia yang mungkin masih mengira LPS itu nama kudapan atau singkatan dari “Layanan Pengiriman Secepatnya.”
“Kalau di Banten aja masih banyak yang nggak tahu, apalagi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar),” ujarnya dengan nada prihatin.
Ia pun meminta Doddy untuk menyiapkan **strategi komunikasi yang kreatif dan membumi**, bukan sekadar lempar brosur atau seminar elite di hotel berbintang. Kampanye literasi yang menyentuh warga secara langsung dinilai jauh lebih efektif.
### Kesiapan Hadapi Krisis: Jangan Sampai Panik Massal
Di luar isu literasi, Annisa juga mempertanyakan kesiapan LPS jika sewaktu-waktu Indonesia mengalami **krisis perbankan dan asuransi secara bersamaan**. Menurutnya, strategi pengelolaan dana penjaminan harus dirancang sedemikian rupa agar publik tidak panik.
> “Kalau sampai dua-duanya krisis, perbankan dan asuransi, mana yang didahulukan? Bagaimana mencegah publik heboh dan berbondong-bondong narik uang dari bank?” tanyanya kritis.
### Siapa Annisa M.A. Mahesa?
Sebagai informasi, **Annisa M.A. Mahesa** adalah politisi muda dari **Fraksi Partai Gerindra**, mewakili **Dapil Banten II**. Ia dikenal vokal dalam isu-isu ekonomi, keuangan digital, dan pemberdayaan masyarakat desa. Lulusan bidang komunikasi ini kerap membawakan isu-isu rumit dengan gaya bicara yang membumi dan dekat dengan masyarakat.
—
### Kesimpulan: LPS Jangan Cuma Hebat di Papan, Tapi Juga Dekat dengan Warga
SuperApps boleh secanggih apapun, tapi kalau warga masih bingung LPS itu apa, percuma juga. Lewat forum uji kelayakan ini, Annisa M.A. Mahesa mengingatkan bahwa **teknologi dan literasi harus jalan bareng**. Harapannya, calon komisioner LPS tidak hanya jago teknologi, tapi juga punya jiwa edukator buat mengangkat pemahaman publik soal lembaga penjamin simpanan ini.
(Anton)