Setiap tahun, Pulang Basamo selalu dinanti perantau Minang. Sejak pertama kali digelar pada 2023, jumlah peserta terus meningkat. Tahun ini, kuota pemudik kembali bertambah.
“Tahun 2023 kita mulai dengan 70 bus, lalu 2024 meningkat jadi 200 bus untuk 10.000 pemudik. Tahun ini, gelombang pertama ada 100 bus dengan 5.000 orang, dan 23 Maret nanti kita berangkatkan lagi 150 bus dengan 7.500 orang. Jadi totalnya tahun ini ada 12.500 pemudik,” ujar Andre.
Program ini mendapat dukungan dari BUMN dan Ikatan Keluarga Minang, yang terus berkomitmen membantu perantau Minang kembali ke kampung halaman dengan lebih mudah.
“Sebagai wakil rakyat dari Sumatera Barat, saya ingin program ini terus berjalan dan makin besar. Ini bentuk nyata kepedulian terhadap masyarakat, agar bisa merayakan Lebaran bersama keluarga tanpa terbebani biaya transportasi,” kata Andre.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan bahwa program ini sangat membantu masyarakat dan berharap jumlah peserta bisa terus bertambah setiap tahun.
“Kegiatan ini sudah tiga kali berturut-turut dilakukan, dan kita harapkan tahun depan bisa lebih besar lagi. Saat ini masih untuk masyarakat Sumatera Barat, tapi ke depan bisa saja diperluas ke daerah lain,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto kepada para pemudik agar selalu berhati-hati di perjalanan.
“Pak Prabowo berpesan agar perjalanan lancar, selamat sampai tujuan, dan jangan lupa sampaikan salam kepada keluarga di kampung halaman,” kata Dasco.
Program ini disambut hangat oleh masyarakat. Salah satu peserta, Yusrizal (45), mengaku sangat terbantu dengan adanya mudik gratis ini.
“Tiket ke kampung mahal, jadi program ini sangat membantu kami perantau Minang yang ingin pulang Lebaran. Terima kasih kepada Pak Andre dan semua yang mendukung program ini,” katanya.
Dengan semakin banyaknya peserta setiap tahun, Pulang Basamo diharapkan terus berjalan dan menjangkau lebih banyak perantau di masa depan. Program ini bukan sekadar mudik gratis, tetapi juga wujud kebersamaan dan kepedulian bagi masyarakat Minang di perantauan.
(Anton)