SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Siap-siap menengadah ke langit dan terpukau. Sebuah pertunjukan kosmik yang super langka dan legendaris akan segera terjadi: hujan meteor Lyrid bakal melesat di langit malam pada 21 hingga 22 April 2025. Dalam kondisi ideal, kamu bisa melihat hingga 18 meteor per jam. Ini bukan efek spesial, ini nyata, dan bisa kamu saksikan langsung hanya dengan mata telanjang.
Bukan cuma indah, hujan meteor Lyrid juga punya sejarah panjang yang bikin bulu kuduk berdiri. Fenomena ini sudah dicatat manusia sejak 2.700 tahun lalu. Ya, kamu nggak salah baca. Ribuan tahun yang lalu, tepatnya pada 687 SM, bangsa Tiongkok sudah memandang ke langit dan menyaksikan kilatan cahaya yang sama. Artinya, kalau kamu melihatnya malam ini, kamu sedang berbagi pemandangan yang sama dengan manusia dari ribuan tahun silam.
Fenomena langit ini terjadi setiap tahun sekitar 17–26 April, tapi puncaknya akan memecah langit pada 21 dan 22 April. Saat itu, Bumi sedang melintasi jejak debu komet C/1861 G1 Thatcher, dan partikel debunya terbakar di atmosfer, menciptakan cahaya terang yang kita kenal sebagai “bintang jatuh”.
Kamu yang tinggal di Indonesia bisa ikutan menyaksikan spektakulernya pertunjukan ini. Enggak butuh teleskop, enggak butuh kacamata khusus. Cukup siapkan mata jernih dan hati siap terpukau. Tapi tunggu dulu, ada syaratnya: jangan menatap langit dari pinggir jalan yang penuh lampu neon atau balkon apartemen yang menghadap ke billboard iklan. Hujan meteor ini cuma akan tampak jelas dari tempat yang bebas polusi cahaya. Pegunungan, pantai, atau desa-desa yang jauh dari keramaian kota adalah spot ideal.
Dan ini penting: lihat ke arah timur laut. Di sanalah konstelasi Lyra berada, titik asal meteor-meteor ini memancar. Kalau kamu menemukan bintang terang bernama Vega, kamu sudah berada di jalur yang benar. Waktu terbaik? Setelah tengah malam hingga sebelum matahari terbit. Saat dunia sepi dan langit paling gelap, itulah saat bintang-bintang mulai menari.
Untuk para pemburu langit malam, ini bukan sekadar fenomena biasa. Ini adalah panggilan untuk kembali menyatu dengan alam semesta. Untuk yang suka fotografi, ini momen sekali setahun buat berburu jejak cahaya paling dramatis di langit. Untuk yang butuh momen kontemplatif, ini saatnya duduk diam, menatap langit, dan merasa kecil di tengah keagungan semesta.
Siapkan jaket hangat. Bawa matras atau kursi lipat. Jangan lupa termos berisi minuman hangat. Cari tempat yang tenang dan gelap. Dan nikmatilah puncak hujan meteor Lyrid 2025, sebuah warisan langit yang telah menembus ribuan tahun dan kini menunggu untuk kamu saksikan.
Langit tak pernah mengecewakan. Kamu cuma perlu meluangkan waktu untuk menatapnya.
(Anton)