SUARAINDONEWS.COM, JAKARTA – Pemilu 2024 hanya tinggal beberapa bulan, apalagi terdapat 3 pasangan capres-cawapres yang sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Suasana ini tentu menjadi perhatian juga bagi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut.
“Kita mendorong agar semua capres-cawapres lebih banyak membahas tentang isu-isu soal perempuan. Karena perempuan memegang peran penting dalam menjaga suasana kebangsaan,” kata Ketua umum KOWANI, Giwo Rubianto Wijogo ditemui wartawan usai sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI bertema “Perempuan, Perdamaian dan Keamanan di Kawasan Asia Tenggara” bersama Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moedijat, di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Beberapa peran penting perempuan, kata Giwo, bukan hanya sebagai sebatas ibu dalam mengasuh anak-anak, namun juga bisa berperan membangun usaha, misalnya memberdayakan UMKM, serta juga bisa bertindak sebagai guru. “Artinya perempuan memiliki multi peran di berbagai sektor, karena itulah partisipasi perempuan tidak boleh diremehkan dalam Pilpres 2024,” ujarnya.
Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini mengungkapkan KOWANI merupakan organisasi federasi yang mewadahi sekityar 103 anggota organisasi dan 90 juta anggota perempuan di seluruh Indonesia dan mempunyai peran strategis sebagai panutan dan peran untuk mempererat persatuan dan kesatuan. “Jadi KOWANI akan melihat visi misi capres-cawapres dalam debat nanti, siapa capres yang memperjuangkan perempuan. Karena SDM yang ada di Indonesia itu, lahir dari perempuan, jadi kita ingin ada kebijakan yang pro perempuan,” papanya lagi.
Selain itu, lanjut Giwo, KOWANI mendorong para capres memperjuangkan kesetaraan gender, terutama hak-hak perempuan dan menghilangkan masalah diskriminasi baik dalam pekerjaan maupun hal lainnya. “Masalah perlindungan terhadap perempuan sangat penting sekali, begitupun soal keterpilihan perempuan baik di parlemen, eksektutif dan yudikatif,” ungkap perempuan yang juga menjabat Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera.
Saat disinggung adanya tawaran agar KOWANI bergabung ke salah satu Capres, Alumnus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menegaskan bahwa KOWANI bersikap netral dan tidak berpolitik, namun soal pilihan politik diserahkan kepada invidu anggota KOWANI. “Tapi kita mendorong anggota agar cenderung memilih Capres yang lebih memperjuangkan kepentingan perempuan,” pungkasnya.
(ANTON)