SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bayangin hidup lo tanpa kopi. Bangun pagi… sepi. Lembur malam… loyo. Nongkrong bareng temen… hambar! YESS, kopi emang udah jadi bagian penting dari hidup banyak orang zaman sekarang. Tapi tunggu dulu! Lo tahu nggak sih, ternyata minuman hits sejuta umat ini awalnya dipopulerkan… bukan sama orang Italia atau Amerika. Tapi… drumroll… dari dunia ISLAM! Yes, lo nggak salah baca!
Dari Ethiopia ke Yaman: Lahirnya Kopi sebagai “Obat Begadang”
Semua bermula dari tanah Ethiopia yang panas dan liar. Konon, ada penggembala kambing bernama Kaldi yang curiga karena kambing-kambingnya doyan loncat-loncat abis makan buah merah aneh. Ternyata… itu adalah biji kopi! Tapi tenang, ini baru legenda ya. Yang lebih masuk akal? Sufi-Sufi kece dari tarekat Shadhiliyya di Yamanlah yang bener-bener bikin kopi naik kasta.
Mereka jalan-jalan ke Ethiopia, nemu biji ajaib itu, terus dibawa pulang ke Yaman dan… voila! Diolah jadi minuman pahit yang bikin mata melek semalaman. Cocok banget buat dzikir dan ibadah malam. Namanya? Qahwa — artinya ‘yang menghilangkan rasa kantuk’. Nah loh, udah dari sananya emang buat begadang!
Kopi Jadi Viral di Abad ke-15!
Gara-gara Yaman itu jadi rute wajib para peziarah dan pedagang, si kopi ini pun langsung mendunia. Mampir ke Mekkah, Mesir, Turki, Syria, sampai ke Afrika Utara dan Eropa. Dan… yaa seperti tren viral di TikTok zaman sekarang, semua orang ikut-ikutan. Minum kopi sambil nongkrong, berdiskusi, bahkan ngeluh tentang politik.
Kata “qahwa” pun nyebar jadi “coffee”, “café”, sampai akhirnya jadi… “kopi” di Indonesia. So classic, yet so universal.
Dilarang Minum Kopi?! Yes, Pernah Ada Masanya!
Tapi… nggak semua orang happy. Di tahun 1511, penguasa Mekkah, Khair-Beg, jadi sewot. Dia liat rakyatnya makin males kerja, kerjanya cuma nongkrong di kedai kopi sambil ngegosipin pemerintah. Waduh! Langsung deh, keluar fatwa: kopi itu haram!
Semua kedai kopi harus tutup. Yang jual, yang minum, bahkan yang cuma nyicip — bisa kena batunya. Tapi apa rakyat takut? Ealah… kagak! Mereka tetep nyeduh kopi diam-diam di rumah. Kopi jadi barang ilegal tapi makin dicinta. Gila sih power-nya!
Untungnya, Sultan Turki Utsmani, Suleiman I, cepet tanggap. Tahun 1524, dia bilang: “Udah lah, ini kopi halal kok.” Terus, Grand Mufti pun setuju. Bubar tuh larangan. Kedai kopi pun buka lagi kayak jamur di musim hujan.
Dari Istanbul ke Paris: Kopi Menaklukkan Dunia
Abad ke-17, kopi mulai masuk ke Eropa lewat pelabuhan-pelabuhan di Venesia. Orang-orang Prancis, Inggris, dan Jerman pada jatuh cinta. Bahkan di Inggris, kedai kopi dijuluki “penny universities” karena isinya diskusi intelektual dengan harga secangkir kopi!
Dari sini, kopi makin dilihat bukan cuma sebagai minuman, tapi gaya hidup. Mau jadi intelektual? Minum kopi! Mau nongkrong stylish? Kedai kopi!
Dan Akhirnya… Sampailah Kopi ke Indonesia
Masuklah era kolonial. Sekitar tahun 1700-an, Belanda yang nggak mau kalah, bawa bibit kopi dari Yaman ke Nusantara. Mulai deh ditanam di tempat-tempat adem kayak Jawa Barat, Aceh, Bali, sampai Toraja. Hasilnya? Kopi-kopi legendaris: Gayo, Toraja, Kintamani, Java, dan banyak lagi. Rasanya beda-beda, tapi semua punya satu kesamaan: bikin nagih!
Jadi… Waktu Lo Lagi Seruput Kopi Hari Ini, Ingat…
Minuman pahit yang lo nikmatin itu dulunya sempat dianggap dosa, sempat dilarang, tapi tetap bertahan karena… ya gimana ya, enaknya nggak ketolong!
Dan jangan lupa, kalau lo penikmat kopi sejati, kasih respek buat para sufi Yaman yang jadi pionir budaya kopi dunia. Tanpa mereka, mungkin hari lo sekarang bakal terasa… pahit karena bukan kopi.
(Anton)