SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini, mengungkapkan bahwa diperlukan strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi beras lokal guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Harga beras yang melonjak akhir-akhir ini mencapai level tertinggi dalam sejarah, dan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor termasuk pengaruh perubahan iklim (El Nino) yang menyebabkan mundurnya musim tanam serta konversi lahan pertanian, terutama lahan sawah, ke penggunaan non-pertanian di sentra-sentra produksi padi, terutama di Jawa.
Anggia menyatakan bahwa produksi beras saat ini tidak cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga diperlukan kebijakan yang tepat. Dia menekankan pentingnya ketersediaan benih berkualitas serta penerapan teknologi yang efisien untuk memotivasi petani dalam meningkatkan produksi. Selain itu, ketersediaan pupuk juga menjadi faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian.
Politisi F-PKB ini menambahkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp28 triliun untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri. Namun, dia juga menekankan pentingnya pengawasan dan tata kelola yang baik dalam penggunaan anggaran tersebut.
Anggia juga menyoroti impor beras yang tinggi, terutama menjelang Hari Raya. Meskipun impor dapat membantu, namun strategi yang lebih baik harus dipertimbangkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Menurutnya, meskipun impor beras telah dilakukan sebesar 4 juta ton, namun ketersediaan beras masih belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan beras lokal dan penggilingan padi oleh Bulog juga belum memadai.
Dengan demikian, Anggia Erma Rini menegaskan perlunya strategi yang efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi beras lokal guna menjaga ketersediaan beras dan menjaga kedaulatan pangan negara.
(Anton)