SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan kepada pelaksana Program Kampung Iklim (ProKlim), pada acara puncak Festival Iklim Tahun 2020, yang dipusatkan di Gedung Manggala Wanabakti, Jumat (23/10).
Trophy Proklim Lestari diberikan kepada 6 Kampung Iklim, dan Trophy Proklim Utama kepada 24 Kampung Iklim. Apresiasi juga diberikan kepada Pemerintah Daerah yang telah menetapkan kebijakan/ peraturan ProKlim di tingkat daerah dan melakukan pembinaan ProKlim di wilayahnya.
Apresiasi Pembina ProKlim diberikan kepada 45 Pemerintah Daerah Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Selain itu KLHK juga memberikan 309 Sertifikat Proklim Utama kepada Kampung Iklim yang menyebar di 25 provinsi, 133 kabupaten/kota.
“Inisiatif yang dilakukan para pelaksana ProKlim sangat penting, antara lain menghijaukan dan menghutankan daerahnya, memilah sampah, menghemat pemakaian listrik dan air, tidak membakar sampah, hutan dan lahan, meningkatkan ketahanan pangan serta mengurangi risiko, dan ancaman akibat bencana terkait iklim,” ucap Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, membacakan sambutan tertulis Menteri LHK, pada acara Puncak Festival Iklim dan Penghargaan Proklim 2020, Jumat (23/10).
ProKlim yang diluncurkan sebagai gerakan pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas, merupakan bentuk pengakuan Pemerintah atas inisiatif, dedikasi, dan komitmen masyarakat dalam mendukung penguatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan.
“Dibandingkan dengan permasalahan perubahan iklim global, apa yang dilakukan di tingkat tapak ini mungkin tidak terlihat besar. Namun menjadi spesial, karena memiliki daya ungkit, dan daya angkat yang sangat kuat, ketika kita bergotong royong melakukan hal yang sama,” ungkapnya.
Bambang menekankan bahwa Indonesia mempunyai komitmen kepada masyarakat internasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri, sampai 41 persen dengan kerjasama internasional, dan secara bersamaan membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
Komitmen tersebut termuat dalam NDC yang tahun ini merupakan awal implementasi NDC sesuai dengan Paris Agreement. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung implementasi NDC adalah dengan meningkatkan peran serta aktif seluruh pihak, untuk dapat mencapai target 20.000 kampung iklim pada tahun 2024.
Pada kesempatan tersebut, Bambang juga mengingatkan kembali momentum Sumpah Pemuda yang dirayakan setiap 28 Oktober. Dia berpesan agar gelora semangat untuk bersatu dalam keragaman, dan perbedaan merupakan nilai luhur bangsa yang harus dipelihara untuk menghadapi persoalan bangsa.
Demikian juga dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terutama perubahan iklim. Aksi mitigasi dan adaptasi yang dilakukan Pemerintah bersama komponen bangsa lainnya, merupakan upaya perlindungan terhadap lingkungan, perlindungan terhadap atmosfer untuk keberlangsungan kehidupan di bumi.
Festival Iklim mengambil tema “Penguatan Aksi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Masa Pemulihan Pandemi COVID-19”. Tema ini relevan dengan situasi yang dihadapi semua Negara di dunia saat ini, yaitu perubahan iklim dan pandemi COVID-19. Semua Negara terkena dampaknya tanpa kecuali, sehingga dibutuhkan upaya bersama, bahu membahu, bergotong royong untuk menghadapinya.
Dalam laporannya, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Ruandha Sugardiman menyampaikan ProKlim ditetapkan sebagai Gerakan Nasional Pengendalian Perubahan Iklim Berbasis Komunitas pada Tahun 2016, dan menjadi salah satu program prioritas KLHK untuk merespon dampak perubahan iklim di tingkat tapak.
“Minat dan ketertarikan berbagai pihak semakin meningkat. Pada Tahun 2020, telah terdaftar sebanyak 2.775 lokasi Kampung Iklim setingkat RT/RW/Dusun/Desa/Kelurahan yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia,” papar Ruandha.
Pada Tahun 2020, jumlah lokasi yang diregistrasi melalui Sistem Registri Nasional (SRN) untuk skema joint adaptasi-mitigasi, naik hampir 4 kali lipat dibandingkan Tahun 2015, yaitu dari 220 lokasi menjadi 813 lokasi.
Jumlah lokasi yang kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi lapangan juga terus bertambah, yaitu sebanyak 362 lokasi. Dengan keterbatasan akibat wabah pandemi covid-19, maka sekitar 45% lokasi diverifikasi secara on-line dan 55% diverifikasi langsung ke lokasi-lokasi yang memenuhi kriteria nominasi ProKlim Utama dan Lestari.
Untuk mendukung pencapaian mencapai target 20.000 Kampung Iklim pada Tahun 2024, pada acara tersebut dilakukan Deklarasi Bersama Eselon 1 Lingkup KLHK. Deklarasi tersebut merupakan komitmen untuk mendukung penguatan aksi pengendalian perubahan iklim di tingkat tapak melalui ProKlim, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja.
“Selain itu kami juga terus memperkuat kolaborasi dan bersinergi dengan K/L terkait, perguruan tinggi, dunia usaha, lembaga keagamaan, dan mitra potensial lainnya,” jelas Ruandha.
Saat Konferensi Pers virtual dengan awak media, Ruandha menegaskan bahwa tidak ada perubahan dengan angka NDC Indonesia.
“Target penurunan emisi Indonesia yang dituangkan dalam NDC Indonesia dinyatakan tetap, yaitu 29% dengan upaya sendiri, dan 41% dengan kerjasama internasional sampai tahun 2030,” pungkas Ruandha. (Tumpak S)