SUARAINDONEWS.COM–Depok-Baru-baru ini telah beredar video dari akun media sosial yang menjadi perhatian masyarakat luas terkait pemotongan dana bantuan sosial langsung (BST), yang diberikan pemerintah untuk membantu meringankan kebutuhan masyarakat di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang ditetapkan hingga 2 Agustus mendatang.
Menanggapi hal tersebut Wartawan suaraindonews.com beserta awak media yang lain melakukan klarifikasi guna mencari tahu kronologis yang sebenarnya terjadi di SATGAS Covid-19, Kampung Tangguh Jaya, RW 05, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok.
Kushery yang merupakan Ketua RW 05 di Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok ini, menjelaskan serta memberikan klarifikasi terkait informasi yang beredar di masyarakat khususnya warga Kota Depok.
“Stigma yang terjadi masyarakat saat ini, menurut saya adalah kesalahpahaman karena kurangnya informasi yang diterima, saya klarifikasi bahwa uang itu bukan merupakan pemotongan BST, melainkan donasi yang sudah kita jelaskan sebelumnya untuk perbaikan ambulans, karena ambulans tersebut juga merupakan hasil dari swadaya masyarakat selama ini. Jadi ambulans yang kita gunakan selama ini untuk kepentingan masyarakat juga, khususnya warga RW 05 selama ini, terutama di masa pandemi, ambulans ini memang sangat dibutuhkan warga,” tegas Kushery di Kantor SATGAS Covid-19, Kampung Tangguh Jaya, RW 05, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok, Kamis, (29/07/2021).
Lebih lanjut, Kushery memaparkan proses sosialisasi donasinya untuk ambulans serta menjelaskan dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 6.500.000.
“Memang salahnya kami sebagai pengurus itu dalam mensosialisasikan tentang donasi tidak memberikan pernyataan secara tertulis melainkan hanya sebatas lisan saja, dan saat ini yang menjadi konsen kami ke depan agar tidak mengulangi kesalahan sama dan mencari waktu yang lebih pas kalau mau mengumpulkan donasi bukan di momentum seperti ini. Sebenarnya uang yang dibutuhkan sejumlah Rp. 6.500.000, untuk biaya perbaikan ambulans yang di situasi saat ini memang sangat dibutuhkan warga RW 05, mengingat banyaknya angka peningkatan yang terpapar Covid 19 di lingkungan RW 05 Beji, kami pun tidak memaksakan hanya untuk warga tertentu karena terbukti ada beberapa tambahan diluar warga yang mendapatkan BST ini, kalaupun ada sisanya itu juga kami akan belikan fasilitas untuk membantu warga kami yang memang programnya sudah berjalan beberapa tahun belakangan, seperti kain kafan gratis untuk warga yang meninggal saat hanya tersisa satu, tabung oksigen sudah ada dua dan bisa dipergunakan, bahkan kegiatan donasi seperti ini sebenarnya sudah pernah kami lakukan untuk pembagian sembako untuk warga kami yang membutuhkan,” paparnya.
Haerudin selaku Ketua RT 05 RW 05 ini juga menambahkan, terdapat pada ambulans yang dialami selama masa pandemi ini, di antaranya mogok di Pasar Rebo saat sedang mengantar warga yang terpapar Covid-19, dan semakin parah ketika mobil dipergunakan untuk mengambil peti Jenazah.
“Mengingat saat ini mobil ambulans ini sangat dibutuhkan warga saya, sebelum mobil ambulans rusak memang sempat beberapa kali mengalami kendala, mogok saat mengantar warga yang terpapar namun tetap kami maksimalkan, namun parah-parahnya ketika mobil mati saat pengambilan peti jenazah Covid 19. Jadi akhirnya ketika mobil ambulans ini dalam perbaikan sempat ada warga yang kami antarkan menggunakan motor. Maka dengan adanya kejadian ini serta kesalahpahaman informasi yang terjadi di masyarakat, sesuai arahan dari pak Kushery selaku ketua RW 05, kami jajaran RT saat ini sedang mengembalikan uang donasi yang sudah kami terima dan terkumpul dari warga serta memberikan tanda terima penegembalian uang donasi, agar kesalahpahaman ini tidak berlarut-larut, mengingat saat ini yang terpenting adalah memberikan penangan serta pelayanan untuk warga yang terpapar Covid-19” tambah Haerudin. (DSK)