SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, memimpin acara jalan sehat pagi ini di Kompleks DPR, Senayan. Acara ini diikuti oleh 68 calon legislatif DPR RI terpilih dari PKB serta sejumlah kader dan elite partai lainnya.
Jalan sehat yang dimulai sekitar pukul 06.30 WIB ini memperlihatkan Cak Imin mengenakan jersey hijau yang senada dengan warna logo PKB. Para caleg yang turut serta mengenakan kaos putih bertuliskan ‘Fraksi PKB DPR RI 2024-2029 Solusi Bangsa’.
Sebelum memulai aktivitas, Cak Imin bercanda dengan mengatakan bahwa caleg yang berhasil menyelesaikan jalan sehat hingga akhir akan mendapatkan hak istimewa untuk memilih komisi yang diinginkan. “Kita akan memulai jalan pagi 30 menit. Yang nggak kuat boleh mundur ke belakang, yang kuat berhak menentukan komisi,” ujarnya disambut tepuk tangan para peserta.
Acara jalan sehat ini melibatkan sejumlah nama penting dari PKB seperti Ida Fauziyah, Hasanuddin Wahid, Syaiful Huda, Muhammad Hanif Dhakiri, Arzeti Bilbina, Faisol Riza, Sudjatmiko, dan Lalu Hadrian Irfani. Setelah menyusuri kawasan DPR RI hingga jalan Palmerah, Cak Imin dijadwalkan membuka pelatihan legislatif untuk anggota DPR RI terpilih dari PKB.
Pelatihan legislatif yang diselenggarakan selama dua hari bertujuan untuk membekali anggota DPR terpilih dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Dalam pidato pembukaannya, Cak Imin menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk mencegah terjadinya amarah publik akibat aspirasi yang tidak tersalurkan.
“Pelatihan ini penting untuk membekali anggota DPR dengan kemampuan agar tidak lagi aspirasi menjadi amarah masyarakat. Aspirasi harus tersalurkan dengan baik. Bagaimana membawa aspirasi yang tumbuh di masyarakat dan meyakinkan anggota DPR lain merupakan tugas yang berat,” ujar Cak Imin.
Cak Imin berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas argumentasi anggota DPR dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, sehingga dapat mencegah munculnya undang-undang yang dapat menimbulkan kemarahan atau kerugian bagi masyarakat.
Sebagai bagian dari pelatihan, Cak Imin juga mengisahkan sebuah insiden lucu terkait penggunaan mic oleh anggota DPR, sebagai pengingat pentingnya memahami alat-alat yang digunakan dalam rapat. “Jadi anggota DPR sudah bisa membayangkan bagaimana duduk jangan sampai interupsi enggak tahu cara mencet mic-nya. Eh terjadi bener loh ya kapan hari ada yang ngomong interupsi enggak tahu itu mana yang dipencet terus dia foto ke temennya ini mana yang saya pencet, saya pengen interupsi,” katanya.
Pelatihan legislatif ini akan mencakup materi tentang ideologi politik, etika bernegara, kompetensi legislasi, budgeting, kontrol, dan integritas. Cak Imin mengungkapkan harapannya agar pelatihan ini dapat menampung seluruh aspirasi masyarakat dan menghindari munculnya istilah “parlemen jalanan.”
“Kita ingin demokrasi kita ke depan tidak menghasilkan parlemen jalanan, karena semua aspirasi bisa tersalurkan dengan baik melalui DPR. Prestasi DPR yang terbaik adalah apabila aspirasi tidak dilakukan melalui parlemen jalanan, gerakan parlemen bisa diantisipasi, mengantisipasi, dan menampung serta menjalankan seluruh aspirasi harapan dan tuntutan masyarakat,” tambahnya.
Acara ini diharapkan dapat membentuk anggota DPR yang lebih siap dan kompeten dalam menjalankan tugasnya, serta mampu memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat dengan lebih efektif.
(ANTON)