Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, mengungkapkan keprihatinannya terhadap penggunaan gawai oleh anak-anak usia dini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sepertiga anak usia 0-6 tahun telah aktif menggunakan gawai, membuka celah bagi mereka untuk mengakses berbagai informasi di dunia maya. “Kita harus semakin waspada. Anak-anak kita sudah menjadi digital native, dan seperempat hari mereka digunakan di depan internet. Para orang tua harus bijak dalam memberikan pengasuhan untuk membangun karakter anak,” ujar Woro.
Woro menekankan pentingnya peran keluarga dalam menjaga lingkungan, membimbing, dan mengawasi anak. Dukungan dari lingkungan, pendidikan, dan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter yang berintegritas. Hal ini sejalan dengan tujuan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang menginternalisasi nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber, antara lain Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo, Bambang Dwi Anggono, yang membahas transformasi digital dalam membangun ketahanan keluarga. Selain itu, Direktur Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi ASN Badan Kepegawaian Negara, Jumiati, menyampaikan materi tentang cara menangkal dampak negatif media sosial terhadap ketahanan keluarga dan karakter ASN.
Warsito, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, menekankan bahwa keluarga adalah pilar utama dalam membentuk karakter anak. “Keluarga adalah benteng pertama menghadapi arus informasi. Kita perlu merujuk pada upaya K.H. Ahmad Dahlan dalam membangun pusat pendidikan melalui keluarga, sekolah, lingkungan, dan tempat ibadah,” ujar Warsito.
Ia juga menambahkan bahwa nilai-nilai strategis Revolusi Mental, seperti integritas, etos kerja, dan gotong royong, akan terus relevan seiring perubahan zaman dan transformasi teknologi informasi. Pengawasan keluarga menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter anak, terutama di era digital ini.
Selain itu, beberapa pembicara lain, termasuk I Putu Arya Aditia Utama dari Youth Development GenRe Indonesia, membahas pemanfaatan teknologi untuk pembentukan karakter generasi muda. Elly Farida, Pokja Bunda PAUD, menguraikan strategi memperkuat ketahanan keluarga di era digitalisasi, dan Melly Kiong, penggerak keluarga, memaparkan aksi nyata dalam Program Bebenah.
Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, Irma Ardiana, bertindak sebagai penanggap seminar ini. Seminar ini merupakan seminar ketiga dalam rangkaian Gelar Karya Revolusi Mental, setelah dua seminar sebelumnya yang membahas Orkestrasi Vokasi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Revolusi Mental dalam Tata Kelola Pemerintahan Yang Adaptif Menuju Indonesia Emas 2045.
(ANTON)