SUARAINDONEWS.COM, DEPOK-Belum lama ditegur oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Tito Karnavian, kini Wali Kota Depok, Mohammad Idris diingatkan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono agar ada komitmen yang baik di tingkat Forkopimda Depok dalam penanganan Covid -19. Pasalnya perkembangsn kasus positif masih masif di wilayah perbatasan DKI Jakarta ini.
“Jajaran kepolisian khususnya Polri mendukung serta mengapresiasi segala upaya pencegahan dan penanganan Covid -19 yang terus terjadi di wilayah Kota Depok, namun tentunya seluruh jajaran Forkopimda Kota Depok juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam menanggani hal itu agar tidak muncul klaster baru khususnya di kantor pemerintahan,” kata Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Promono didampingi Walikota Depok Mohammad Idris, Kapolres Depok Kombes Pol Azis Andriansyah dan Dandim 0508/Depok Kol. Inf. Agus Ishrok di Aula Teratai, Balaikota Depok, Selasa (25/08/2020).
Tentunya seluruh Forkopimda harus mendorong Zero Covid-19. Jangan sampai ada klaster baru di kantor pemerintahan, harus ada komitmen untuk itu apalagi dalam penanganan masalah itu telah dilakukan pembagian 2000 masker kepada masyarakat.
Kondisi Kota Depok juga semakin masif melakukan rapid test maupun Swab PCR termasuk melakukan identifikasi atau tracing sebagai upaya mengurangi zona merah. Yang diharapkan dengan kekompakan dan kerja keras seluruh jajaran Forkopimda dibantu masyarakat secepatnya Kota Depok bisa menyandang zona hijau dan bebas dari Covid-19.
“Alhamdulillah, saya bertemu langsung untuk mendengar upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Walikota dan juga Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok. Kami berdiskusi dan juga mencari jawaban atas kendala-kendala yang ada, sehingga bisa bersinergi memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” katanya termasuk penerapan 3 M yaitu Menggunakan masker, Menjaga jarak fisik dan Mencuci Tangan di tempat bekerja.
Selain itu, imbuh dia, pihaknya juga mengingatkan dan memerintahkan seluruh Kapolda dan Kapolres termasuk Kapolsek agar selalu memgingatlan anggotanya untuk melaksanakan protokol kesehatan terlebih dahulu dari internal Polri.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegur Wali Kota Depok Muhammad Idris akibat rasio tes Covid-19 di Depok, Jawa Barat, yang dinilai sangat rendah.
Meskipun Wali Kota Depok mengklaim angka positivity rate di Depok menurun, Tito menyebut hal itu tidak cukup.
Sebab, sejauh ini, penduduk Depok yang dites PCR Covid-19 hanya berjumlah 6.578 orang. Padahal, ada sekitar 2 juta orang yang tinggal di Depok.
“Tadi kan saya lihat langsung, Bapak mengatakan positive rate, Pak Wali. Positive rate-nya sekian, ada kemajuan (Depok) menjadi (zona) oranye. Nanti dulu, saya mau tanya sampelnya berapa? 6.578, betul ya, Pak?” kata Tito saat menghadiri Gerakan 2 Juta Masker di Depok, Jawa Barat, Kamis (13/08/2020).
Lebih lanjut Tito tuturkan, sebanyak 6.578 per 2 juta ketemunya 0,03 persen. Artinya yang di-sampling, yang diperiksa 0,03 persen, rendah sekali. Itu belum menggambarkan populasi.
Tito mengatakan, pemerintah daerah tidak cukup hanya melakukan passive testing selama pandemi Covid-19. Pasif dalam arti melakukan tes Covid-19 terhadap orang yang sudah bergejala saja.
Seharusnya, yang dilakukan adalah agresif atau proactive testing. Artinya, melakukan tes secara acak dari penduduk di satu wilayah ke penduduk di wilayah lainnya. Jika suatu daerah sudah melakukan aggressive testing, kata Tito, barulah akan tergambar kondisi Covid-19 di daerah tersebut.
“Kalau seandainya itu adalah passive testing, itu enggak menggambarkan, dia hanya menggambarkan puncak gunung es. Kalau dia aktif, proactive testing, agresif dan jumlahnya di atas 5 persen, nah itu bisa menggambarkan keadaan sebenarnya dari angka positif atau tidak di Depok,” pungkasnya. (Akhirudin)