SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Pemerhati anak dan pendidikan Retno Listyarti mengatakan evaluasi terhadap sistem keamanan sekolah-sekolah di DKI Jakarta perlu dilakukan untuk mencegah peserta didik jatuh dari lantai atas gedung sekolah.
Terkait kasus tewasnya seorang siswa SMP Negeri 132 Cengkareng yang jatuh dari lantai empat gedung sekolah pada Senin (9/10/2023), dia mengatakan keamanan pada jendela kelas di lantai atas sekolah adalah salah satu aspek yang perlu dievaluasi.
“Ke depan, perlu ada evaluasi terkait keamanan jendela, misal, dengan memasang teralis besi sehingga tidak ada peserta didik yang dapat keluar dari jendela,” kata Retno dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Ia mengatakan, sekolah juga perlu memasang kamera pengawas (CCTV) yang dapat mempermudah guru piket mengawasi keamanan di sekolah, khususnya terkait keadaan kelas-kelas saat jam istirahat.
Meski begitu, televisi pengawas sebaiknya tidak diletakkan di ruang kepala sekolah karena guru piket mungkin merasa sungkan apabila harus masuk ke ruang kepala sekolah. Apalagi kepala sekolah kerap menerima tamu.
Retno menyarankan televisi pengawas diletakkan di ruang lain, seperti ruang tata usaha. “Hal itu adalah supaya guru piket ataupun para pendidik dan tenaga kependidikan dapat ikut memantau situasi-situasi rawan di sekolah,” kata dia.
Selain evaluasi keamanan, Retno juga menyoroti pentingnya layanan psikososial diberikan kepada peserta didik, terutama bagi peserta didik kelas IX SMP yang banyak tekanan.
Ia mengatakan, meskipun kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sebagian besar orang tua saat ini masih kurang memiliki perhatian dengan kesehatan mental putra-putrinya
“Dalam hal ini, Dinas Pendidikan dapat bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat,” kata dia.
Kapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang pada Rabu (11/10/2023) mengatakan, pihaknya menyimpulkan bahwa penyebab siswa SMPN 132 Cengkareng jatuh dari lantai empat bangunan sekolah hingga tewas adalah akibat tergelincir dari jendela yang dipergunakan korban bersama teman-temannya untuk keluar.
Dengan demikian, kata Hasoloan, kasus tersebut murni kecelakaan dan bukan akibat perundungan, bunuh diri, atau didorong temannya.
(ANT/AM)