SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap M Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang sebuah bank BUMN di Jakarta Pusat, masih menjadi perhatian publik. Hingga kini, Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menangkap 15 orang tersangka yang diduga terlibat.
Menurut Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, para tersangka terbagi ke dalam empat klaster peran:
- Aktor intelektual
- Tim pembuntut
- Pelaku penculikan
- Pelaku penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia serta pembuangan jasad
Sosok Dwi Hartono, Motivator dan Mahasiswa Baru UGM
Salah satu tersangka yang menarik perhatian adalah Dwi Hartono (DH). Ia dikenal publik sebagai pemilik bimbel online, motivator, serta sosok dermawan di Jambi. Bahkan, Dwi pernah berencana mencalonkan diri sebagai bupati.
Saat ini, Dwi juga tercatat sebagai mahasiswa baru Program Magister Manajemen FEB UGM (Kampus Jakarta). Namun, buntut kasus ini, pihak UGM resmi menonaktifkan Dwi dari seluruh kegiatan akademik Semester Gasal 2025/2026.
“Penonaktifan ini sebagai bentuk dukungan UGM terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Kami menjunjung asas praduga tak bersalah serta menjaga integritas kampus,” ujar Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana.
Jejak Kasus Lama: Pemalsuan Ijazah
Rekam jejak Dwi ternyata tidak bersih. Ia pernah terjerat kasus pemalsuan ijazah SMA pada tahun 2012 dan ditangani Polrestabes Semarang. Saat itu, Dwi berperan sebagai pelaku yang mengkondisikan pemalsuan, dan dijatuhi hukuman sekitar 2 tahun penjara.
Pertemuan Misterius di Hotel
Fakta lain terungkap dari pengakuan tersangka lain, C alias Ken, yang ditangkap di rumahnya di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Saat penggeledahan, polisi menemukan wig yang diduga kerap digunakan Ken untuk penyamaran.
Dalam pemeriksaan, Ken mengaku sempat bertemu Dwi di sebuah hotel di Jakarta Pusat sebelum aksi penculikan dan pembunuhan terjadi.
“Saya terakhir ketemu Dwi itu di Hotel Fairmont, sekitar sebulan atau dua bulan lalu,” ungkap Ken.
Peran Rohmat Sukur: Penyedia Tim Pantau dan IT
Selain Dwi dan Ken, polisi juga menangkap Rohmat Sukur (RS) di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Awalnya Rohmat melarikan diri dari rumahnya di Candisari, namun berhasil ditangkap tim gabungan di daerah Ungaran Barat.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Rohmat berperan menyediakan tim pantau yang mengikuti gerak-gerik korban, serta membentuk tim IT untuk mendukung aksi penculikan.
Polisi Masih Dalami Motif
Meski sudah menangkap 15 orang dan mengungkap klaster peran masing-masing, polisi belum merinci siapa aktor utama di balik kasus penculikan dan pembunuhan ini. Proses penyidikan masih berjalan intensif untuk mengungkap motif serta keterlibatan setiap tersangka.
(Anton)