SUARAINDONEWS.COM, Kabupaten Bekasi-Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencanangkan pembentukan 40 desa dan kelurahan tangguh bencana (Destana/Katana) di tahun 2023 sebagai upaya minimalisir risiko bencana daerah itu.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan sebagai daerah berstatus rawan bencana ‘sedang’ dengan pengalaman bencana terjadi setiap tahun, pembentukan Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana menjadi hal yang mendasar dalam mengurangi risiko bencana.
“Kita alami setiap tahun, ada saja yang terkena banjir, kebakaran, angin puting beliung, dan rob. Oleh karena itu kita bentuk pondasi di tingkat desa. Karena di desa itu ada APBDes, perangkat desa, serta jajaran sampai ke RT/RW,” katanya di Cikarang, Selasa.
Dirinya berharap melalui pembentukan Destana ini, masyarakat lebih mengetahui potensi bahaya bencana di masing-masing wilayah dan mampu melakukan mitigasi serta evakuasi secara mandiri.
“Bisa mengurangi risiko, bisa selamat dari bencana, mereka bisa evakuasi mandiri sebelum datang tim penolong,” katanya.
Dani mengingatkan masyarakat ketika hujan turun lebih dari satu jam untuk siaga menyelamatkan diri dan mengamankan barang penting. Terlebih jika melihat kondisi sepekan ke belakang, intensitas hujan yang tinggi, disertai angin kencang serta kejadian angin puting beliung di beberapa titik.
“Kita harus betul-betul siap, tidak harus menunggu air masuk, peralatan yang penting diamankan ke area yang lebih tinggi, kalau punya balita, difabel, lansia, harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman, apalagi air sudah tinggi,” katanya.
Warga juga diminta memantau informasi cuaca yang ada di daerah hulu sungai karena bisa berdampak kepada seluruh wilayah Kabupaten Bekasi yang ada di daerah hilir sungai.
“Kadang-kadang di kita tidak hujan, tahu-tahu air naik karena di hulu hujan berjam-jam, ini yang kita bangun kalau kita punya Desa Tangguh Bencana, jadi antar desa itu bisa punya sarana komunikasi untuk itu,” katanya.
Direktur Kesiapsiagaan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pangarso Suryotomo mengatakan bahwa sosialisasi Destana/Katana diadakan agar masyarakat Kabupaten Bekasi dapat mengetahui risiko bencana sekaligus menyusun rencana kontijensi dalam rangka melakukan evakuasi.
Dirinya juga menilai sejauh ini tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Bekasi dalam menghadapi bencana sudah siap dari sebelumnya karena sudah diedukasi melalui desa tangguh bencana.
“Kalau kita lihat kesiapannya, mereka sudah siap dari sebelumnya karena selain diedukasi dengan desa tangguh, mereka juga sudah banyak melihat berita-berita di luar sana, bagaimana bencana datang dengan tiba-tiba. Artinya ini memberikan kesadaran,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis mengatakan sosialisasi pembentukan Destana ini diikuti 80 peserta terdiri atas 40 desa dan kelurahan.
Dari 40 desa yang terbentuk ini nantinya akan ada kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan untuk melaksanakan simulasi-simulasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di masing-masing desa.
“Di Kabupaten Bekasi sudah terbentuk 50 Destana dan Katana. Saya harap di akhir tahun ini sudah terbentuk 90 Destana ataupun Katana di 187 desa dan kelurahan se-Kabupaten Bekasi,” kata dia.
(ANT/EK)