SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Sang pelopor perfilman Indonesia, H. Usmar Ismail (50) wafat pada tahun 1971, namun dedikasi serta jasanya bagi industri perfilman di Tanah Air sangatlah besar, dan masih terasa hingga sekarang.
Nama pejuang berdarah Minangkabau ini sudah diusulkan sebagai penerima gelar Pahlawan Nasional sejak 2016, oleh Dr. Maman Wijaya, M.Pd,; H. Sonny Pudjisasono, SH, MBA. Akhlis Suryapati Dahlan, SH; Wina Armada Sukardi, SH; dan Adisurya Abdy, M.Sc.
Upaya mereka pun berbuah manis. Peringatan Hari Pahlawan 2021 menjadi momentum yang tepat. Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada H. Usmar Ismail, pada Rabu (10/11).
Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail pun menyambut gembira penganugerahan tersebut, dengan mengundang para tokoh perfilman dalam sebuah acara syukuran sederhana namun khidmat.
Acara syukuran yang digelar di Gedung PPHUI dihadiri oleh segenap keluarga H. Usmar Ismail, seperti Heidy Hermia dan Nureddin Ismail.
Tampak hadir pula aktor senior Slamet Rahardjo, Rudi Sanyoto, Djonny Syafruddin serta produser Ody Mulya Hidayat.
Dalam sambutannya H. Sonny Pudjisasono, SH mengatakan, proses untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional bagi Usmar Ismail dilakukan sejak enam tahun lalu.
“Kita berproses selama 3 tahun dari 2016 hingga 2018, kita ajukan langsung, lengkap secara administrasi dan dinyatakan lolos pada saat itu. Namun Usmar Ismail belum bisa mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 2018,” ungkap Sonny.
Sonny menambahkan, pengajuan terus berlanjut selama 3 tahun mulai 2019, yang puncaknya pada 2021 gelar itupun disematkan kepada Usmar Ismail oleh Presiden Joko Widodo.
“Alhamdulillah kita bersyukur bapak presiden berkenan untuk menetapkan H. Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional dan juga sebagai Bapak Perfilman Nasional,” imbuh Sonny.
Tidak ketinggalan, putra dan putri H. Usmar Ismail, Heidy Hermia dan Nureddin Ismail menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung atas pencapaian besar ini.
Heidy mengatakan anugerah ini merupakan puncak dari penghargaan Negara kepada warganya yang berjuang bukan dengan fisiknya.
“Kali ini anugerah Pahlawa Nasional diberikan kepada seorang tokoh yang berjuang tidak dengan mengangkat senjata namun dengan karya-karya intelektualnya yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan dan mempertahankan perjuangan di awal kemerdekaan,” kata Heidy.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, SE, MPP, Ph.D yang diwakili Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Premi Lasari, AP., M.Si memberikan Piagam Penghargaan kepada 8 orang Tim Penelitian dan Pengkajian Gelar Daerah (TP2GD).
Mereka adalah DR. Abdurakhman, M Hum; DR Nurzengky Ibrahim, MM; Kol. DR. Kusuma, M.Si; Prof. DR. Diana Nomida, MPP; DR. Imas Emalia, M.Hum; Drs. Ahmad Syaropi, M.Si; Wakhid Nur Effendi; dan DR. Mohammad Iskandar.
Dalam kesempatan yang sama, Irish Riswoyo selaku ketua Seksi Film dan Musik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI Jaya), yang juga berkantor di Gedung Pusat Perfilman H.Usmat Ismail mengaku bangga dengan pencapaian para inisiator, sehingga H. Usmar Ismail bisa mendapatkan gelar Pahlawan nasional.
Tentu kami merasa bangga. Seorang tokoh perfilman sekaligus wartawan mendapat gelar Pahlawan nasional. Kiprahnya di dunia jurnalistik tercatat pernah menjadi pendiri dan redaktur pada Harian Patriot, Redaktur pada majalah bulanan Arena, Yogyakarta (1948), “Gelanggang”, Jakarta (1966-1967). Selain, beliau juga pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (1946-1947),” jelas Irish. (Tumpak S)