SUARAINDONEWS,COM, Jakarta – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan laju inflasi 2022 sebesar 5,51% (yoy) merupakan inflasi tertinggi sejak tahun 2014, yang kala itu menyentuh 8,36% (yoy).
“Bahkan, pada saat di tahun 2014 juga ada kenaikan inflasi juga dipicu oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah,” kata Margo alam konferensi pers virtual, Senin (2/1/2023).
Sebagaimana diketahui, pada September 2022, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi, diantaranya Pertalite sebesar 30,72% dan solar sebesar 32,04% , juga Pertamax sebesar 16%.
Margo Yuwono menyampaikan bahwa inflasi administered prices yang tinggi ini utamanya disebabkan oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan dalam kota.
“Inflasi 2022 tertinggi sejak 2014, saat itu inflasi sebesar 8,36% , karena saat itu juga ada kenaikan harga BBM,” jelasnya.
Ia menjelaskan penyesuaian harga BBM memberikan andil ke inflasi tahunan 2022 sebesar 1,15% untuk jenis bensin dan 0,04% untuk jenis solar terhadap inflasi umum. Bahkan sepanjang 2022, besaran inflasi tahunan untuk bensin mencapai 32,67% dan untuk jenis solar mencapai 35,94%.
Secara rinci tekanan inflasi berdasarkan komponen harga diatur pemerintah secara tahunan masih tinggi yang didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara dan tarif angkutan dalam kota.
“Peningkatan inflasi komponen inti diatur pemerintah mendorong inflasi tahunan Desember 2022 lebih tinggi dari sebelumnya. Komponen harga diatur pemerintah inflasinya sebesar 13,34% lebih tinggi dibandingkan November 2022 inflasi 13,01%. Komponen ini memberikan andil terbesar dalam inflasi Desember 2,36%,”ucapnya.
Sementara itu, komponen harga bergejolak alami inflasi sebesar 5,61% dan memberikan andil sebesar 0,95%. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan kondisi November 2022 sebesar 5,70%penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan.
“Untuk inflasi komponen inti secara tahunan masih terkendali sebesar 3,36% dengan andil ke inflasi 2,20%,”ucapnya.
Penyebab Kenaikan Inflasi
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pada Desember 2022 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen secara month to month (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya tercatat 0,09% (mtm). Kemudian, secara tahunan atau year on year pada Desember 2022 terjadi inflasi sebesar 5,51 persen% (yoy).
Margo mengatakan, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,85 pada November 2022 menjadi 113,59 pada Desember 2022.
“Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,66% mtm),” kata Margo.
Lebih lanjut, sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,12% atau terjadi inflasi sebesar 0,63%. Selain itu, juga diikuti oleh sektor transportasi yang menyumbangkan terhadap inflasi 0,06% atau terjadi inflasi sebesar 0,45%.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi secara bulanan (mtm), berasal dari beras, tarif air minum atau PAM, dan juga kenaikan harga telur ayam ras.
“Pada Desember 2022 di 90 kota terjadi inflasi IHK, dan inflasi IHK tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 2,04% (mtm), sedangkan inflasi terendah di kota Sorong sebesar 0,01% (mtm),” tuturnya.
Margo merinci laju inflasi sebelum pandemi di tahun 2019 inflasi Desember tercatat 0,34% (mtm) dan dimasa pandemi covid-19 yakni tahun 2020-2021 mencatatkan inflasi Desember 0,45% (mtm) dan 0,57% (mtm).
Artinya telah terjadi peningkatan inflasi secara mtm di bulan Desember dibandingkan tren di tahun 2019 hingga 2021. Namun Margo menegaskan kenaikan inflasi Desember ini lebih disebabkan faktor musiman.
“Inflasi Desember terjadi peningkatan disebabkan oleh peningkatan permintaan sebab liburan sekolah, perayaan natal dan tahun baru. Ini merupakan siklus bulanan, sebab (inflasi) tertinggi dalam 4 bulan terakhir berada di bulan Desember 2022,” tandasnya.
Sementara itu, secara umum penyumbang inflasi masing masing tahun 2019-2021 memiliki pola yang sama diantaranya telur ayam ras, tarif angkutan udara, bawang merah, tarif kereta api, ikan besar dan minyak goreng, cabai rawit, tarif angkutan udara.
Adapun rincian andil inflasi Desember 2022 secara mtm yakni tarif air minum PAM sebesar 0,07% dan secara spasial, tarif air minum PAM hanya terjadi di satu kota yakni Bandung dengan inflasi 94,60% (mtm).
Kemudian beras memiliki andil terhadap inflasi 0,07% dan terjadi di 79 kota dengan dua kota terbesar yakni Banjarmasin inflasinya 14,74% dan Kota BauBau sebesar 7,26%. (wwa)