SUARAINDONEWS.CO, Jakarta — Di tengah gonjang-ganjing ekonomi dunia, Indonesia justru tampil beda: bukan cuma bertahan, tapi bersinar sebagai “surga investasi” baru di Asia.
Sepanjang 2024, realisasi investasi di Tanah Air tembus Rp 1.714 triliun, naik lebih dari 20% dari tahun sebelumnya. Sementara di kuartal I 2025 saja, nilainya sudah mencapai Rp 465,2 triliun. Artinya, arus modal asing dan domestik sedang deras-derasnya mengalir ke Indonesia.
Siapa yang Lagi Borong Investasi di Sini?
Negara tetangga seperti Singapura, Hong Kong, dan China jadi tiga besar investor asing di RI. Bahkan, Singapura sudah bertahan di posisi teratas selama satu dekade terakhir.
Di sisi lain, pengusaha lokal juga tak mau kalah. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh pesat, menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Sebagian besar investasi ini mengalir ke sektor hilirisasi industri — terutama nikel, mineral, perkebunan, dan kehutanan. Pemerintah ingin memastikan Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi mampu menjual produk olahan bernilai tambah tinggi.
Bukan Cuma di Jawa!
Kalau dulu investasi terpusat di Pulau Jawa, sekarang peta investasi mulai menyebar.
Daerah seperti Sulawesi Tengah, Kalimantan, dan Sumatera Selatan kini mulai menarik banyak investor asing.
Beberapa di antaranya bahkan sudah membangun pabrik, smelter, dan kawasan industri besar di luar Jawa.
Artinya, pertumbuhan ekonomi kini makin merata — bukan hanya di kota besar, tapi juga di daerah yang dulu jarang tersentuh investasi besar.
Lapangan Kerja Ikut Meledak
Selama 2024, investasi ini berhasil menyerap lebih dari 2,4 juta tenaga kerja.
Di kuartal pertama 2025, angka itu bertambah lagi sekitar 594 ribu pekerja baru.
Namun, sebagian proyek masih tergolong “padat modal” alias lebih banyak menggunakan mesin otomatis. Tantangan selanjutnya: bagaimana memastikan tenaga kerja lokal bisa ikut menikmati pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar jadi penonton.
Investasi Hijau: Cuan dan Ramah Bumi
Satu tren yang bikin Indonesia makin menarik di mata dunia adalah meningkatnya investasi hijau.
Tahun 2024, nilai investasi ramah lingkungan di Asia Tenggara melonjak 43%, dan Indonesia menjadi salah satu pemain utamanya.
Dari energi surya hingga daur ulang limbah, investor global melihat peluang besar di ekonomi hijau Indonesia.
Selain menguntungkan secara ekonomi, tren ini juga memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang berkomitmen menjaga keberlanjutan lingkungan.
Tapi, Masih Ada PR Besar
Di balik semua euforia “surga investasi”, ada beberapa hal yang tetap harus diwaspadai:
- Ketergantungan terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) masih cukup tinggi.
- Birokrasi dan proses perizinan usaha harus makin cepat dan transparan.
- Aspek lingkungan dan sosial wajib dijaga, karena investor global kini menaruh perhatian besar pada prinsip ESG (Environment, Social, Governance).
Kesimpulan: Indonesia Naik Level di Mata Dunia
Singkatnya, Indonesia kini sedang berada di panggung utama investasi global.
Dengan stabilitas ekonomi, bonus demografi, dan arah kebijakan yang pro-industri, Indonesia bukan lagi sekadar negara berkembang, tapi calon pusat pertumbuhan ekonomi Asia masa depan.
Atau seperti komentar warganet di media sosial,
“Dulu orang datang ke Indonesia buat liburan, sekarang datang buat investasi.”
(Anton)




















































