SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Indonesia resmi jadi anggota baru di blok ekonomi BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa). Katanya sih, ini langkah strategis buat memperluas jejaring ekonomi Indonesia. Tapi, banyak juga yang bilang, keputusan ini penuh risiko. Nah, apa aja sih yang bikin gabung BRICS ini jadi hot topic? Simak, yuk!
BRICS Itu Apa, sih?
BRICS itu aliansi ekonomi negara-negara besar dari berbagai benua. Tujuannya? Kerja sama di bidang perdagangan, investasi, hingga pembangunan. Dengan gabung ke BRICS, Indonesia bisa makin akrab sama Brasil, Afrika Selatan, Rusia, India, dan tentu aja China.
Peluangnya: Bisa Dapat Banyak Manfaat
Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Celios, gabung BRICS tuh nggak melulu soal China, lho. Ada potensi besar buat Indonesia:
Brasil: Cocok banget buat kerja sama di sektor restorative economy (kayak reboisasi atau pelestarian alam).
Afrika Selatan: Bisa bareng-bareng mengembangkan energi bersih alias green energy.
Timur Tengah: Siapa tahu bisa dapat investasi gede buat infrastruktur.
“Kalau dimanfaatin dengan baik, Indonesia bisa memperkuat posisinya di dunia internasional,” kata Bhima.
Tapi… Ada Risikonya Juga!
Nggak semuanya mulus, bro. Gabung BRICS juga ada tantangannya:
- Perang Dagang China-AS
Direktur China-Indonesia Celios, Muhammad Zulfikar, bilang kalau hubungan dagang China dan Amerika lagi panas, Indonesia bisa kena imbasnya.
“Kalau Donald Trump beneran terpilih lagi, proteksionisme AS bakal makin ketat. Kalau AS sampai kasih tarif tinggi buat negara BRICS, ekspor Indonesia ke sana bisa turun drastis,” jelasnya.
- Ketergantungan Sama China
Ekonomi China yang lagi melambat jadi perhatian utama. Peneliti Celios, Yeta Purnama, kasih warning:
“Kalau terlalu fokus ke China, pas ekonominya lesu, kita bisa ikut kena dampaknya. Makanya, Indonesia harus pintar-pintar cari mitra dagang lain.”
- Ancaman Dedolarisasi
BRICS katanya mau ngurangin ketergantungan sama dolar AS. Tapi, ini malah bikin AS bisa makin agresif. Trump bahkan pernah ancam bakal kasih sanksi gede ke negara yang coba-coba dedolarisasi. Kalau kena dampak ini, ekonomi kita bisa goyah.
Biar Aman, Indonesia Harus Main Strategi!
Indonesia nggak bisa cuma jadi “pengikut” di BRICS. Harus pintar ambil peran biar manfaatnya maksimal, risikonya minimal. Ini nih, langkah yang bisa diambil:
Diversifikasi Mitra Dagang
Jangan cuma fokus sama negara BRICS aja. Cari juga peluang di luar, kayak Eropa, Jepang, atau negara-negara Asia Tenggara.
Dorong Investasi Ramah Lingkungan
Indonesia bisa jadi motor di BRICS buat green investment. Arahkan investasi ke proyek yang ramah lingkungan, kayak energi terbarukan atau pembangunan hijau.
Perkuat Infrastruktur dan Kemandirian Ekonomi
Pastikan investasi yang masuk benar-benar bikin Indonesia lebih mandiri, nggak bergantung sama negara lain.
Kesimpulan: Peluang Besar, Tapi Jangan Lengah
Gabung BRICS itu ibarat dua sisi koin. Di satu sisi, ada peluang besar buat kerja sama internasional. Tapi di sisi lain, ada risiko yang nggak bisa diabaikan. Jadi, PR-nya pemerintah sekarang adalah main strategi dengan cerdas.
“Ini bukan soal ikut-ikutan, tapi soal gimana kita manfaatin peluang buat masa depan yang lebih kuat!”
Gimana menurut kalian? Gabung BRICS ini langkah yang oke atau malah bikin deg-degan? Drop pendapatmu di kolom komentar!
(ANTON)