SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Swiss pada periode Januari-Desember 2022, yang mencapai nilai 1,78 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp26,86 triliun).
Kinerja perdagangan Indonesia dengan Swiss mengalami penguatan dan menunjukkan surplus pada 2022, kata Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (09/02/2023).
Menurut data Federal Office for Customs and Border Security (FOCBS), total nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Desember 2022 mencapai 2,21 miliar dolar AS (sekitar Rp33,31 triliun), sedangkan total nilai impornya dari Swiss sebesar 428,63 juta dolar AS (sekitar Rp6,45 triliun).
Dengan demikian, total surplus perdagangan Indonesia–Swiss adalah senilai 1,78 miliar dolar AS (sekitar Rp26,86 triliun).
Sementara pada 2021, berdasarkan data FOCBS, total nilai ekspor Indonesia ke Swiss tercatat senilai 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp25,58 triliun), sedangkan total nilai impor dari Swiss tercatat sebesar 360,3 dolar AS (sekitar Rp5,42 triliun).
Dengan demikian, nilai ekspor Indonesia ke Swiss pada 2022 meningkat sekitar 30 persen dibandingkan dengan nilai pada 2021 (YoY).
Surplus dan peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Swiss pada 2022 itu terjadi karena peningkatan ekspor di beberapa komoditas, khususnya emas, logam mulia, perhiasan, dan permata.
Adapun sepuluh komoditas yang masih konsisten berkontribusi terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia ke Swiss tersebut adalah logam mulia serta perhiasan/permata, alas kaki, produk tekstil bukan rajutan, produk tekstil rajutan, perlengkapan elektrik, furnitur, kopi, karet, mesin turbin/suku cadang, dan minyak atsiri.
KBRI Bern mengungkapkan bahwa ekonomi Swiss termasuk salah satu yang sangat maju dan cukup stabil dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Eropa lainnya.
Saat perekonomian global masih belum pulih seluruhnya karena dampak Pandemi COVID-19, ekonomi Swiss sudah mulai kembali normal sejak 2021.
Oleh karena itu, perdagangan Indonesia-Swiss terus meningkat, dan Indonesia berhasil mencatat surplus perdagangan pada tahun lalu, katanya.
Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad memperkirakan bahwa tahun ini akan tetap memberikan gambaran positif bagi hubungan ekonomi kedua negara. Salah satunya adalah dengan peresmian Indonesia Trading House (ITH) di Swiss pada 21 Januari lalu.
Terkait dengan investasi, data BKPM untuk periode Januari-Desember 2022 menunjukkan bahwa Swiss berada di urutan ke-20 dari semua negara yang berinvestasi di Indonesia atau kelima dari benua Eropa.
Menurut BKPM, jumlah proyek investasi Swiss di Indonesia meningkat dengan total 292 proyek pada 2022, dengan nilai investasi mencapai 133,77 juta dolar AS. (ANT/RF)