SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menyerukan perlunya peningkatan kecakapan bisnis para manajer puncak Badan Urusan Logistik (Bulog) guna mengelola dinamika pasar pertanian yang kian kompleks. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional di bawah visi Presiden Prabowo Subianto.
Alex Lukman, yang juga Ketua Panitia Kerja Penyerapan Gabah dan Jagung DPR RI, menegaskan pentingnya pembaruan paradigma dalam pengelolaan sektor pertanian agar program ketahanan pangan dapat memberikan manfaat maksimal bagi 29,34 juta petani Indonesia.
“Cara pandang kita dalam mengelola potensi pertanian harus segera diperbaharui agar cita-cita Presiden Prabowo dapat dirasakan langsung oleh para petani,” ujar Alex dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (29/5).
Pernyataan ini muncul di tengah rencana pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama yang dikemukakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai solusi jangka pendek menampung panen berlimpah.
Cadangan beras pemerintah mencatatkan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, mencapai 3,5 juta ton untuk periode penyerapan Januari-Mei 2025.
Merujuk Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2000, Bulog bertugas mengelola logistik, distribusi, dan pengendalian harga beras. Alex mengapresiasi kinerja Bulog yang telah melakukan penyerapan gabah dengan harga wajar dan menjaga stok beras nasional.
Namun, ia mengkritisi pernyataan Badan Pangan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi tanggal 26 Mei yang mengusulkan intervensi harga untuk menahan kenaikan harga beras.
Data Badan Pangan menunjukkan harga beras rata-rata nasional sudah mencapai Rp13.805 per kilogram, naik 10,44% dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga beras premium Rp15.626 per kilogram dan beras SPHP juga melewati HET.
Alex menegaskan, tindakan “menjinakkan” harga beras bukan solusi, melainkan perlu manajemen stok dan distribusi yang lebih cermat agar harga di tingkat petani tetap terjaga tanpa merugikan konsumen.
“Beras adalah komoditas mudah rusak. Bulog harus merencanakan arus masuk dan keluar stok beras dengan matang agar kualitas dan pasokan tetap terjamin,” ujarnya.
Ia juga meragukan efisiensi pembangunan gudang baru, mengingat biaya tetap operasional yang menyertainya, yang bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran pemerintah.
Langkah Menuju Lumbung Beras Dunia
Lebih jauh, Alex mendorong Kementerian Pertanian untuk segera merumuskan peta jalan menjadikan Indonesia sebagai lumbung beras dunia. Dengan lahan subur dan iklim menguntungkan, target ini dinilai sangat mungkin dicapai.
Ia memuji inovasi petani lokal, khususnya di Sumatera Barat, dengan metode bertanam “Sawah Pokok Murah” yang menekan biaya produksi hingga minimal.
“Dengan dukungan riset berkelanjutan dan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi, Indonesia bisa jadi pemain utama di pasar beras global,” kata Alex.
DPR akan terus mendukung penuh langkah strategis ini demi kedaulatan pangan nasional.
(Anton)