SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengusulkan agar pengelola Gelora Bung Karno (GBK) memindahkan lokasi lapangan tembak baru ke tempat lain yang lokasinya jauh dari gedung DPR. Sebagai simbol tertinggi rakyat, mestinya ada disain tata kelola sistem kawasan, keamanan gedung parlemen.untuk panggung demokrasi.
“Masak mendirikan lapangan tembak di dekat gedung DPR. Saya mengusulkan agar lapangan tembak itu dipindah atau DPR yang dipindah untuk menghindari terulang kembali peristiwa peluru nyasar ke Gedung MPR, DPR, dan DPD RI, “ kata Fahri, forum dialektika Biro Pemberitaan DPR RI dengan Kordinatoriat Wartawan DPR RI, di Media Center DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Usulan Fahri tersebut menyusul peristiwa Senin (15/10/2018) sekira pukul 14.45 wib, terjadi dua kali penembakan oleh orang tak dikenal ke arah gedung Nusantara 1 Komplek DPR RI Senayan Jakarta. Peluru mengenai ruang kerja dua Anggota DPR RI Komisi III Irjen Pol (Purn) Weni Waraouw dari Fraksi Gerindra di lantai 16 kamar Nomor 1601 dan ruang anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri Purnama di lantai 13 Kamar Nomor 1313.
Fahri mengungkapkan konsep DKI itu, dahulu kala diimajinasikan oleh Bung Karno seperti Washington DC. Yakni dalam mengatur lokasi dari lembaga negara yang ada dalam trias politika, eksekutif ditandai dengan istana, Yudikatif dan legislative (DPR RI), atau The Brain of Nation. Aartinya otak dari negara ini ya di ketiga lembaga negara itu. Namun sekarang sudah tidak ada yang mengatur hal itu termasuk 278 hektar kawasan Senayan yang kacau penggunaannya.
“Tolong Gubernur Anies Baswedan, pikirkan untuk mengelola tata kota Jakarta ini. Lapangan latihan menembak itu harus jauh dari keramaian masyarakat agar lebih aman. Kecuali bakso Senayan, tak boleh dugusur karena UKM itu harus didukung,” ujar Fahri.
Fahri menambahkan lapangan latihan menembak itu dibangun di underground, di bawah bangunan gedung-gedung tinggi, agar peluru nyasar itu tak terulang. Kalau tidak, maka akan selalu ada sensasi untuk menembakkan peluruh ke Gedung DPR RI. “Masak senjata mesin buat latihan menembak? Itu kan bisa membunuh orang. Itulah pentingnya tempat latihan yang aman, parlemen yang aman, “ujarnya.
Dukungan senada dari anggota Komisi III DPR dari FPKB Abdul Kadir Karding agar lapangan latihan menembak itu dipindah ke wilayah yang sepi dari keramaian masyarakat. “Di Senayan ini banyak fasilitas umum. Khususnya gedung parlemen sebagai simbol negara sekaligus simbol demokrasi. Sehingga harus ditata ulang,” ujarnya.
Karding mendesak kepolisian menginvestigasi kasus itu secara tuntas, agar tidak ada kekhawatiran dan kesimpang-siuran peristiwa peluru nyasar ini. “Kita tak boleh mempercayai bahwa itu peluru nyasar. Karena Pak Wenny Warauw saja yang pensiunan jenderal polisi tidak yakin kalau itu peluru nyasar. Karena itu investigasi kepolisian harus transparan dan tuntas,” ujarnya.
Selain itu kata Karding, pentingnya regulasi kepemilikan senjata itu dievaluasi. Baik terkait senjata yang digunakan untuk latihan, syarat-syarat orang yang boleh memegang senjata, keamanan tempat latihan agar tidak menyasar masyarakat, dan sebagainya.(Bams/EK)