SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Keinginan turut serta bersama pemerintah dalam membangun perempuan-perempuan Indonesia menjadi arah yang akan dicapai pengajian Majelis Taklim Nurjannah, demikian dikemukakan Henidar Amroe, selaku Ketua Majelus Taklim Nurjannah, saat perhelatan hari jadinya majrlus takkim ini, yang pertama di Kristal Hotel, Jakarta (7/2).
Sejauh ini, lembaga non profit ini baru terus mengkonsolidasikan kepengurusannya baik di pusat maupun daerah. Hal tersebut dimaksudkan, jelas Henidar Amroe agar di kemudian hari harus membuat sebuah bisnis dari Nurjannah kembali ke Nurjannah lagi. Lebih mengarah kepada mensejahterakan anggotanya dulu.
“Karena tanpa ada modal kita juga tidak mungkin bisa terbang atau melangkah kemanapun untuk memperluas visi dan misi dari pada Majelis Taklim Nurjannah kedepannya,” jelas peragawati yang juga aktris film ini
Dengan adanya bisnis-bisnis itu diharapkan bisa membantu perempuan-perempuan dalam segi perekonomiannya. Kita tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah saja, pemerintah juga terlalu sibuk dan banyak urusannya. Mungkin dari individu atau kelompok-kelompok kecil seperti ini diharapkan ada pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Majelis Taklim Nurjannah dibentuk bukan hanya seperti pengajian umumnya, cita-citanya dibuat di seluruh Indonesia. Sekarang sudah ada cabang di Bogor sudah berjalan kurang lebih tiga bulan dan ada juga di Malang, Surabaya, dan Padang, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita ke Bandung dan Purwokerto.
“Saya akan merangkul perempuan-perempuan yang memang mau perduli terhadap pembangunan perempuan Indonesia, nantinya perempuan-perempuan ini bersama-sama kita menyusun rencana mencari bisnis yang memang tepat. Mudah-mudahan mereka percaya kepada kita, bahwa kita ingin membangun, karena kita melihat kondisi di Indonesia saat ini memang banyak ketimpangan, banyak sekali perempuan-perempuan, keluarga dan anak-anak yang memang kehidupannya tidak harmonis,” papar Henidar.
Kita membangun lebih ke spiritualnya karena ketika manusia itu punya kesadaran akan ketuhanannya maka dia akan menjadi cerdas dengan sendirinya. Kita memperbaiki dahulu iman kesadaran kita bahwa kita dilahirkan dan kita akan dikembalikan lagi kepadaNya.
Kita pun harus memperbaiki dari sisi lainnya, yakni bagaimana caranya yang di perbaikinya salah satunya dari segi ekonominya. Paling tidak ada sesuatu yang didapatkan dan tak hanya mendengarkan ceramah semata. Ada sesuatu yang dibawa pulang. Kita inginkan mereka berubah dari dalam dahulu, baru keluar. Caranya seperti apa, kita sudah mempunyai beberapa program dan mudah-mudahan di tahun kedua sudah mulai bisa dijalankan. Mudah-mudahan misi dan visi ini bisa berjalan, jelas Henidar lebih lanjut.
Sementara itu, ustadz Adipura yang kerap memerankan tokoh antagonis dalam setiap sinetron yang diperankannya, mengawali tausiyahnya di Milad Pertama Majelis Taklim Nurjannah ini mengungkapkan bahwa tidak ada sehelai daun pun jatuh di malam hari yang gelap gulita tanpa seijin Allah swt.
“Atau dengan kata lain, bahwa yang terbaik yang diberikan oleh Allah swt buat kita saat ini. Allah swt tidak pernah membenci dan meninggalkan kita, alhamdulillah dialah yang terbaik untuk kita. Maka yang kita rasakan, yang Allah swt berikan terbaik buat kita hari ini,” lanjut Ustadz Adipura.
Dalam perhelatan Milad Pertama Majelis Nurjannah yang diselenggarakan di Kristal Hotel, Jakarta (7/2), Ustadz Adipura pun menguraikan makna Nurjannah yang berarti Cahaya Surga, Cahaya Allah swt. Dan Cahayanya Allah Swt ada di dalam AlQuran serta Hadist. Jadi jika ingin mendapatkan surga maka harus mencintai Allah swt dengan cara membaca, mempelajari serta memahami Alquran serta hadist. Jadi Nurjannah sesungguhnya adalah Quran, jelasnya lagi.
Jadi nikmat Allah swt mana lagi yang mau kita dustakan. Kita memang kerap kufur terhadap nikmat yang diberikan Allah swt. Cahaya Allah, Quran, maka Baca, Dengar, Pahami. Dengan memahami maka kita kembali pada ajaran Allah swt yang ada pada Quran. Oleh karenanya, bagaimana kita bisa mendambakan surga akhirat tapi kita masih kufur nikmat surga di dunia.
“Dan Quran adalah Pedoman. Maka sesungguhnya tidak ada keragu raguan lagi di dalam Alquran,” tutup Ustadz Adipura mengingatkan.
Mengakhiri perbincangannya, Henidar Amroe mengingatkan bahwa milad pertama Majelis Taklim Nurjannah irayakan bersamaan dengan usia ke-90 tahun ibundanya, Maryani. Sekaligus ingin mempersembahkan Majelis Taklim Nurjannah ini sebagai bakti seorang anak kepada ibu. Semoga terus amanah dengan majelis taklim ini bisa berbagi dalam memperdayakan perempuan Indonesia dengan visi dan misi dari Nurjannah tersebut.
Semoga perempuan Indonesia sehat, menjaga pola makan dengan makan makanan sehat, banyak belajar bagaimana cara menjaga kesehatan tubuh dan batin. Jangan ego, jangan serakah, jangan menyakiti orang lain, jangan mengambil hak orang lain, itu sebagian dari iman yang harus ditumbuhkan.
(tjo; foto dok