SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di masa depan, terutama di era disrupsi yang tengah dihadapi saat ini. Menurut Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, meskipun zaman terus berubah, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab tetap harus dijunjung tinggi dan tercermin dalam perilaku penyelenggara negara.
“Ini menjadi tantangan besar dalam menghadapi era disrupsi. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak boleh berubah. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab itu seharusnya tercermin pada penyelenggara negara,” ujar Gus Jazil saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dirangkai dengan Konvensi dan Deklarasi Majelis Kridatama Pancasila, di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (26/8/2024).
Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh penting seperti Ketua Penyelenggara Dr. A. Hanief Saha Ghofur, Ketua Dewan Pakar BPIP Prof. Dr. Ermaya Suradinata, Mayjen TNI Dr. Pujo Widodo dari Universitas Pertahanan, K.H. Abdul Muhaimin, jajaran Deputi dan direktur di BPIP, serta tokoh masyarakat dan mahasiswa.
Gus Jazil mengungkapkan bahwa Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, yang mampu diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.
“Meski hanya lima sila, tetapi Pancasila bisa merangkai kekuatan dari Sabang sampai Merauke. Dengan Pancasila, berbagai agama dan kepercayaan bisa hidup berdampingan di Indonesia. Nilai persatuan sudah ada sebelum Indonesia lahir,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Jazil menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila berasal dari puncak budaya bangsa Indonesia.
“Pancasila menjadi sesuatu yang hidup dan menjadi dasar di setiap etape perjalanan bangsa Indonesia. Pancasila menjadi kekuatan yang merekatkan seluruh kehidupan masyarakat Indonesia. Ini harus selalu kita jaga. Pancasila adalah philosophische grondslag yang menjadi jiwa, ruh, dan pikiran seluruh masyarakat Indonesia,” papar politisi PKB ini.
Gus Jazil juga mengingatkan bahwa konstitusi dan undang-undang tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, yang mencakup Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Jangan sampai membuat UU yang diskriminatif, melukai persatuan, dan memecah belah,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa nilai-nilai Pancasila harus diajarkan melalui keteladanan. Oleh karena itu, Gus Jazil mengusulkan agar BPIP memberikan penghargaan kepada tokoh atau individu yang dianggap Pancasilais.
“Penghargaan ini penting agar menjadi teladan, patron, bahwa itulah orang yang Pancasilais,” ujarnya.
Gus Jazil juga memberikan apresiasi atas pembentukan Majelis Kridatama Pancasila. Menurutnya, para tokoh yang terlibat dalam pembentukan majelis ini telah melakukan langkah penting dengan mengajak masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai Pancasila dan melestarikan budaya bangsa.
“Majelis Kridatama Pancasila harus membangkitkan kembali kekayaan nilai-nilai yang dimiliki Indonesia. Majelis ini tidak hanya mendalami dan mendiskusikan Pancasila, tetapi juga harus mempraktikkan hal-hal kecil yang bisa dilakukan sehari-hari untuk menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara besar memiliki jati diri dan budaya yang unggul,” pungkasnya.
EK | Foto: Humas MPR RI