SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengunjungi para petani di Kabupaten Gunungkidul, Senin (16/6/2025), dalam agenda bertema “Ketahanan Pangan.” Ia didampingi tiga anggota DPD RI DIY lainnya: R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, dan Hilmy Muhammad. Acara berlangsung di Padukuhan Klayar, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar.
Selain mengundang Pemerintah Kabupaten untuk berdiskusi, para anggota DPD RI turut mendengarkan aspirasi masyarakat terkait tantangan dalam sektor pertanian. Dalam sambutannya, GKR Hemas menekankan pentingnya akses terhadap pangan bergizi bagi seluruh masyarakat.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan pangan, tetapi juga menyangkut akses masyarakat terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi,” jelas GKR Hemas.
Meski DIY memiliki Indeks Ketahanan Pangan cukup tinggi sebesar 84,01, GKR Hemas menyebutkan bahwa masih terdapat disparitas antarwilayah, khususnya di kawasan perbukitan seperti Gunungkidul.
“Gunungkidul, dengan potensi lahan keringnya, justru menunjukkan ketangguhan luar biasa. Dengan hasil Bawang Merah yang tadi kita sudah panen, bisa menjadi simbol komoditas unggulan di Desa Kedungpoh ini,” terangnya.
Sebelum sesi diskusi, seluruh tamu mengikuti seremoni Panen Raya Bawang Merah sebagai simbol nyata kontribusi masyarakat terhadap ketahanan pangan. Meski akses air terbatas, para petani dinilai berhasil mengubah keterbatasan menjadi kekuatan.
GKR Hemas menyampaikan apresiasi kepada petani dan kelompok tani yang tetap menjaga produktivitas pertanian di tengah tantangan seperti iklim dan ketersediaan pupuk.
R.A. Yashinta Sekarwangi Mega menyampaikan bahwa DIY telah memiliki program “Lumbung Mataraman” untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
Ir. Ahmad Syauqi Soeratno menjabarkan tiga hal penting dari definisi ketahanan pangan menurut FAO, yaitu ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan, dan aksesibilitas.
“Dari laporan Ibu Camat, 1 hektare bisa menghasilkan 30 ton dengan harga Rp40.000/kg, ini menunjukkan bahwa Desa Kedungpoh sudah menjawab tantangan ketahanan pangan,” jelas Syauqi.
Hilmy Muhammad, dari Komite II DPD RI yang membawahi isu ketahanan pangan, menekankan pentingnya keberlanjutan dan keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian.
“Apa yang berlaku di Brebes bisa jadi catatan kita. Komoditas bawang Brebes dikhawatirkan karena pupuk kimia. Semoga di Nglipar menggunakan pupuk organik,” ujarnya.
“Konsep keberlanjutan (sustainability) perlu dipikirkan melalui regenerasi. Dukungan terhadap keterlibatan anak muda di sektor pertanian perlu kita perkuat,” imbuh Hilmy.
Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto menyambut baik kunjungan anggota DPD RI. Ia menyampaikan terima kasih atas perhatian terhadap isu strategis ketahanan pangan.
“Sektor pertanian menempati posisi strategis sebagai pilar ketahanan pangan. Terima kasih atas kunjungan dan perhatian yang telah diberikan,” ujarnya.
Dalam forum, Ketua Kelompok Tani Tejo menyampaikan aspirasi terkait optimalisasi lahan, mengingat sebagian besar lahan dikelola Perhutani untuk menanam kayu putih.
Menanggapi hal tersebut, GKR Hemas berkomitmen membawa aspirasi itu ke forum rapat pimpinan, sidang paripurna, serta Rapat Dengar Pendapat dengan kementerian terkait.
“Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas lokal adalah kunci mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan,” tegasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Ir. Syam Arjayanti, Kepala DPMKCK DIY KPH Yudanegara, Paniradya Pati Aris Eko Nugroho, Kapolres Gunungkidul AKBP Miharni Hanapi, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi (sekaligus moderator diskusi), Deputi BI DIY Hermanto, dan Manajer ULP PLN Wonosari Irwin Julian Wachyudin.
(Anton)