SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – GKR Hemas, Wakil Ketua DPD RI yang selalu penuh semangat, memberikan apresiasi keren buat Sekretariat Jenderal DPD RI yang baru aja sukses meraih skor 81,45 dalam Indeks Reformasi Birokrasi 2024! 🤩👏 Pencapaian ini tuh nggak main-main loh, guys, karena dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini banget kemajuannya! 🚀🔥
“Selamat kepada seluruh jajaran Sekretariat Jenderal DPD RI atas pencapaian yang luar biasa ini! Nilai 81,45 adalah langkah besar bagi kita semua,” kata GKR Hemas dengan penuh semangat saat membuka Forum Executive Brief yang super penting soal Manajemen Kepegawaian yang Efektif dan Kolaboratif antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Gedung DPD RI, Jakarta.
Nah, selain apresiasi, GKR Hemas juga ngobrolin soal Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD) yang baru aja ngebahas batasan belanja pegawai yang nggak boleh lebih dari 30% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Itu mulai berlaku lima tahun setelah UU HKPD disahkan, jadi kira-kira mulai 2022 nih.
“Ini bikin pusing pemerintah daerah banget, karena banyak pendapatan daerah, terutama Dana Alokasi Umum (DAU), udah buat bayar gaji pegawai. Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih terbatas,” jelas GKR Hemas.
Jadi, gimana dong cara pemerintah harus manajemin kepegawaian supaya tetap efektif dan sesuai aturan? Jangan khawatir, soal itu, Kementerian PAN-RB masih terus menyiapkan strategi.
GKR Hemas tuh nge-highlight banget pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk keberhasilan Otonomi Daerah. Karena, guys, keberhasilan itu nggak cuma tergantung dari satu pihak aja, tapi harus ada kerja sama yang solid antar pusat dan daerah! 🚀🌍
“DPD RI bakal terus ngawasi pelaksanaan otonomi daerah, terutama terkait kebijakan kepegawaian. Kolaborasi pusat dan daerah adalah kunci sukses!” tambah GKR Hemas dengan penuh percaya diri.
Aba Subagja, Direktur Bidang Sumber Daya Manusia Aparatur di Kementerian PAN-RB, juga nggak ketinggalan sharing insight keren! Ia bilang kalau kebijakan efisiensi yang dijalankan sekarang bertujuan buat mendukung program prioritas, tanpa mengurangi kualitas pelayanan publik. 🌟📈
“Reformasi Birokrasi yang digerakkan Presiden Prabowo bertujuan untuk meningkatkan responsivitas ASN, memberantas korupsi, dan mempercepat implementasi kebijakan berbasis teknologi,” jelas Aba Subagja.
Digital capability dan digital culture itu emang harus jadi prioritas biar birokrasi Indonesia makin maju dan modern, setuju? 💻📱
Selain itu, GKR Hemas juga memberi masukan soal pentingnya pengaturan rekrutmen ASN di daerah-daerah otonomi khusus, seperti Papua Raya dan Aceh. Ia berharap ada sistem yang lebih adil terkait jumlah Orang Asli Papua (OAP) di Papua dan juga pembahasan soal rekrutmen ASN di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Desentralisasi kebijakan kepegawaian harus tetap diperhatikan pemerintah pusat, dan kolaborasi antara Kementerian PAN-RB, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan penting banget untuk mencapainya!” tegas GKR Hemas.
Di akhir, GKR Hemas ngajak kita semua buat ngeh, kalau kolaborasi pusat dan daerah itu bukan cuma penting, tapi krusial banget buat keberhasilan reformasi birokrasi yang bisa berkelanjutan. Semua pihak, dari provinsi hingga kabupaten/kota, harus saling mendukung buat sistem manajemen kepegawaian yang lebih efektif dan transparan! ✨🌐
“Kolaborasi yang solid antara pusat dan daerah adalah kunci utama supaya sistem manajemen kepegawaian bisa berjalan efektif dan berdampak langsung ke masyarakat!” kata GKR Hemas.
Reformasi birokrasi ini bukan cuma buat pemerintah, tapi juga buat masyarakat Indonesia yang pastinya bakal dapat manfaatnya! Yuk, semangat terus buat perubahan ke arah yang lebih baik! 🌟🇮🇩
Rencana reformasi ini bakal bikin Indonesia makin keren, loh! Apa menurut kamu, gimana cara terbaik untuk mewujudkannya? Let’s discuss in the comments below! 👇💬
(Anton)