SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Anggota DPD RI asal Provinsi DKI Jakarta, Dailami Firdaus menggelar “Hajatan Betawi”, yang bukan hanya dalam rangka pelestarian budaya betawi tetapi juga dikemas dengan mengembangkan melalui silaturrahmi, pendidikan, seni dan bisnis masyarakat Betawi.
Hajatan Betawi kali ini memasuki tahun ke tiga dan dilaksanakan di Kampus 2 Universitas Islam As Syafi’iyah, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang dihadiri masyarakat Betawi sekitar Jabotabek, Sabtu (27/8-2022).
“Hajatan Betawi ini adalah bukti dedikasi dan komitmen saya sebagai putra Asli Betawi,” ujarnya saat ditemui Suaraindonews.com.
Menurutnya, hajatan Betawi ini menunjukkan bahwa masyarakat betawi adalah masyarakat religius dan humanis. Dikatakannya, terbukti ketika acara tersebut dibuka, setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan membaca ayat suci Al Qur’an dan aneka bentuk seni, pantun dan adat palang pintu masuk acara Betawi.
Dirinya berusaha agar bentuk pertemuan silaturahim Hajatan Betawi yang digelarnya bukan hanya sekedar bicara pelestarian, tetapi juga untuk pengembangan, pembinaan dan kemandirian serta mempertunjukkan potensi besar dari kebudayaan masyarakat Betawi secara utuh.
“Acara ini digelar dimulai hari Sabtu dan Minggu (27 dan 28 Agustus 2022), dengan berbagai bentuk aneka perlombaan, seni dan bazar makanan yang diproduksi oleh masyarakat Betawi,” ujar Dailami Firdaus, yang juga salah satu cucu almarhum KH Abdullah Syafii.
Harapannya, melalui acara seperti ini, seni dan budaya Betawi semakin profesional dan meningkat kualitasnya.
Menyinggung, diketemukan akhir-akhir ini gelaran ondel-ondel Betawi yang disalahgunakan oleh segelintir orang dengan meminta-minta uang di jalan kepada masyarakat, Dailami berpendapat, hal itu dilakukan hanya oleh oknum masyarakat.
“Menurut saya hal itu karena kurangnya pemahaman oknum tersebut dalam rasa mencintai dan memiliki terhadap budaya Betawi. Kita harus mengarahkannya agar seni ondel-ondel digunakan secara positif tanpa harus mengamen secara liar,” ungkapnya.
Dailami berpendapat, kita harus mencari cara agar semua mencintai budaya Betawi, dalam arti mengerti dan mengenal secara utuh Betawi dengan memberikan rasa mencintai, memiliki dan mengembangkannya kepada oknum masyarakat tersebut.
Dalam pembukaan acara hajatan tersebut, turut hadir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta (Periode tahun 1984-1987), Eddie Marzuki Nalapraya.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutannya mengatakan, melalui gelaran Hajatan Betawi ini, kita menyaksikan karya-karya anak Betawi dan Masyarakat Betawi yang selalu tumbuh dan berkembang. Hal itu, menurut Anies karena Betawi lokasinya terbuka. “Tidak banyak kawasan yang seterbuka, seperti kawasan Jakarta,” jelasnya.
Sebelah utara kota Jakarta, merupakan pantai yang terbuka terhadap interaksi ke seluruh dunia. Jadi secara alamiah, masyarakatnya terbuka dan selalu siap berinteraksi kepada siapapun juga.
Oleh karena itu, bahwa Indonesia seperti sekarang ini karena ada simpul-simpul yang terbangun menjadi rajutan tenun Indonesia. Simpul itu terbangun dimana, di Jakarta, di tanah Betawi difasilitasi oleh masyakat Betawi. Masyarakat Betawi memiliki kontribusi besar menjadi Indonesia sekarang ini.
Dikatakanya lebih jauh, budaya seperti Hajatan Betawi ini jangan hanya sekedar dilestarikan, seakan hanya warisan masa lalu. Tetapi juga dikembangkan secara terus menerus menjadi masa depan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, juga menggunakan istilah yang sama sekarang ini. “Jadi setiap bulan Juni tanggal 22, yang biasanya disebut sebagai ulang tahun Kota Jakarta. Mulai tahun ini, dan Insya Allah ke depannya, disebut sebagai Hajatan Kota Jakarta,” pungkasnya yang disambut tepuk tangan para hadirin. (Aji)