SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Isu LGBTQ atau Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer kini menjadi salah satu perhatian strategis nasional 2025 dalam bidang sosial budaya, sebagaimana dinyatakan oleh Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas). Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Soleh, mendesak Wantannas untuk mengambil langkah serius dalam menangani fenomena ini dan penurunan angka pernikahan di Indonesia.
“Saya belum melihat ada gerakan serius soal penanganan LGBTQ ini, belum ada suara lantang terkait LGBTQ,” ujar Oleh Soleh dalam rapat dengar pendapat Komisi I DPR RI bersama Sesjen Wantannas, Laksdya TNI T.S.N.B Hutabarat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (14/11).
Oleh menjelaskan bahwa fenomena LGBTQ dan menurunnya angka pernikahan salah satunya merupakan dampak globalisasi dan pengaruh media sosial yang membawa budaya luar. Hal ini, menurutnya, dapat berdampak luas terhadap kehidupan sosial dan budaya Indonesia, termasuk risiko penurunan angka kelahiran.
Mengambil contoh dari Korea Selatan, Oleh memaparkan bahwa rendahnya angka kelahiran di negara tersebut menyebabkan sekolah-sekolah kekurangan murid dan banyak guru menganggur. Bahkan, Korea Selatan sampai membuka kesempatan bagi anak-anak dari luar negeri untuk bersekolah di sana.
Politisi dari Fraksi PKB ini menegaskan bahwa Wantannas dan pemerintah perlu menaruh perhatian serius agar fenomena tersebut tidak terjadi di Indonesia, terutama menjelang “Indonesia Emas” pada 2045. Menurutnya, moralitas dan nilai-nilai budaya ketimuran harus menjadi bagian dari pembinaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar tetap menjaga identitas bangsa.
“Saya berpandangan bahwa bukan hanya infrastruktur atau teknologi yang penting, tetapi yang paling pokok adalah moralitas dan perilaku generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
(Anton)