“Pentingnya peran pemuda sebagai ujung tombak pemersatu kebhinekaan Indonesia. Meskipun berbeda suku dan agamanya namun telah dipersatukan dalam kasih dan cinta sebagai bangsa Indonesia”
SUARAINDONEWS.COM,Toraja Utara-Hujan lebat tidak menghalangi kehadiran Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antarlembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana, dalam Pertemuan Raya ke-10 Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (Praya PPGT), yang berlangsung 25 September- 1Oktober, di Museum Ne’ Gandeng, Malakiri, Toraja Utara (25/9) kemarin.
Dalam pesan Menteri Perdagangan yang disampaikannya, Eva Yuliana dihadapan perwakilan 20.000 peserta PPGT ke-10 mengingatkan bahwa pentingnya peran pemuda sebagai ujung tombak pemersatu kebhinekaan Indonesia. Meskipun berbeda suku dan agamanya namun telah dipersatukan dalam kasih dan cinta sebagai bangsa Indonesia.

Oleh karenanya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga aktif di PMKI berpesan kepada pemuda-pemudi Toraja untuk mengambil peran ditengah-tengah upaya membelah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mempersatukan kembali dalam wadah Kebhinnekaan Tunggal Ika, jelas Eva Yuliana yang didampingi Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, Luther Palimbong, SE., M.Si.
Sementara Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang, mengingatkan pertemuan raya yang hadir lima tahun sekali itu fapat dijadikan momentum kebangkitan dan peranserta pemuda Toraja dalam pembangunan baik secara nasional, regional maupun international. Karena musuh utama dari bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan kesenjangan. Dengan demikian melalui Praya ke-10 PPGT pemuda Toraja yang menjàdi satu kesatuan pemuda di seluruh Indonesia harus mengambil perannya agar tidak ada lagi kesenjangan Barat dan Timur. Bahkan mengentaskan kemiskinan yang ada di sekitar kita atau di depan mata kita.
Pertemuan Raya (Praya) X Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT), turut dihadiri pula Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan, Dandim 1414 Tana Toraja Letkol Cpn. Jimmy Sirait, Kapolres Tana Toraja yang baru dijabat Perwira dari Mabes Polri, AKBP Yohanes Richard, dan Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae, yang sekaligus mengumumkan Praya ke-11, lima tahun mendatang dapat diadakan di Tana Toraja.
Sebelumnya dari Museum Ne’gandeng, Malakiri, Toraja Utara, di bawah guyuran hujan, para peserta Praya ke-10 PPGT, melakukan devile dari ujung jembatan Ne’gandeng menuju ke lokasi upacara. Hampir semua Klasis dalam lingkup Gereja Toraja ikut dalam devile ini. Setiap Klasis mengusung keunikan dari daerahnya masing-masing. Klasis Pulau Jawa membawa maskot konstum Ondel-ondel dan miniatur Monumen Nasional (Monas). Klasis Kalimantan menyajikan pakaian adat Dayak, lengkap dengan ornamentnya. Klasis Palopo menampilkan pakaian kebesaran Kerajaan Luwu, lengkap dengan payung kebesarannya.
Sedangkan klasis-klasis yang ada di wilayah Toraja menampilkan beragam kesenian asli dari daerahnya masing-masing. Seperti klasis Gandang Batu Sillanan menampilkan tutup kepala khas daerah Gandasil, Ma’lullung. Klasis Barupu menampilkan atraksi sisambak lidi, Klasis Pangala’ mempertunjukkan tarian Manimbong dan Klasis Seriti, mengkampanyekan kecintaan terhadap lingkungan dalam bentuk pakaian dari sampah plastik daur ulang.
Perhelatan Praya ke-10 PPGT inipun dipungkasi oleh Konser Perdana Sammy Simorangkir yang membawakan enam buah lagu pop Indonesia dibawah curah hujan yang terus mengguyur. Namun tetap berlangsung meriah lantaran antusiasme peserta Praya maupun dari masyarakat sekitar yang hadir begitu antusiasnya.
(tjo; foto benksu