SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai strategi Golkar mendukung pencalonan kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu Presiden 2019 dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) pada Pilkada Serentak 2017 merupakan langkah tepat. Strategi parpol berlambang beringin itu terbukti mendongkrak suara dalam beberapa survei belakangan ini.
“Dukungan ini memang membuat suara Golkar naik saat ini. Memang Golkar mengambil momentum yang tepat,” katanya dalam dialektika demokrasi “Pilkada Serentak, Suara Parpol atau Suara Elit” bersama anggota DPR Fraksi Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, Syarif Abdullah Al-Kadrie dari Fraksi NasDem dan Direktur Eksekutif Indobarometer Mohammad Qodari di Jakarta, Kamis (18/8/2016) kemarin.
Menurut Maruarar, setiap parpol mempunyai ideologi atau doktrin, maka dukungan Golkar baik kepada Jokowi untuk 2019 juga Ahok di Pilgub DKI 2017 diperlukan jaminan konsistensi. Apalagi suara Golkar dalam survei pasca mendukung Jokowi dan Ahok terus meningkat sampai 16 persen. “Ya memang kelebihannya itu, Golkar punya SDM yang handal dan berpengalaman,” jelasnya.
Masyarakat, kata Ara-sapaan akrabnya, tetap menunggu sikap konsistensi Partai Golkar terhadap Ahok. Meski PDIP sendiri belum memutuskan mendukung Jokowi maupun Ahok. “Basis dukungan itu pasti kinerja dan track record. Ukuran ini harus dipakai kalau Indonesia ingin maju ke depan,” katanya.
Dengan cara itu, lanjut Ara, sehingga tak lagi ada masalah SARA dalam politik dan demokrasi. Jakarta ini penting dengan figur gubernur yang berkinerja baik dan memiliki komunikasi politik yang baik dengan Presiden RI. “Mayoritas konstituen PDIP di Jakarta pun mendukung Ahok,” ujarnya.
Diakui Ara, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus belajar komunikasi politik yang santun, menghargai orang lain, masyarakat dan parpol. Yaitu, bagaimana parpol yang berseberangan selama ini bisa menjadi kawan sekaligus mendukung Ahok sendiri, khususnya dalam Pilkada DKI Jakarta, yang akan digelar Februari 2016 mendatang itu.
Putra politisi senior PDIP Sabam Sirait ini menambahkan berdasarkan survei Ahok masih tertinggi. Karena itu, parpol jangan salah mendengar suara rakyat. Artinya suara parpol harus sejalan dengan suara rakyat. Dan kalau rakyat ada yang bilang Ahok tidak santun, kasar dan sebagainya, maka dia harus belajar ke Presiden Jokowi,” tegasnya
Sementara itu Agun Gunandjar menegaskan keputusan Golkar mendukungan Ahok berdasarkan basis kinerja. Dalam hal ini Golka menilai Ahok merupakan calon yang bersih, punya itikad baik, beran melawan arus. Meski banyak orang bilang kasar dan tidak santun.
Dalam komunikasi politik dengan Golkar, sambungnya, Ahok bersikap santun dan mengikuti mekanisme parpol yang ada. Karena itu, parpol yang lahir dari rakyat, dimana suara Golkar adalah suara rakyat, sudah seharusnya mendukung Ahok. “Sebab, figure seperti itulah dibutuhkan di Jakarta ini, sehingga yang terbaik adalah suara parpol sejalan dengan suara rakyat,” tambahnya.
Syarif Abdullah Alkadrie mengatakan sejak awal NasDem mendukung Ahok, karena rakyat menginginkan itu. “Kalau berseberangan dengan suara rakyat, NasDem bisa tenggelam. Tentu dukungan itu sepanjang sesuai dengan kriteria figur kepala daerah yang ditentukan oleh NasDem sendiri,” ujarnya.(EKJ)