SUARAINDONEWS.COM, LONDON — Kepolisian Metropolitan London akhirnya menangkap dua pelaku yang diduga terlibat dalam serangan siber terhadap jaringan taman kanak-kanak (nursery) di Inggris Raya. Kasus ini sempat membuat heboh publik setelah data ribuan anak kecil, termasuk foto dan alamat rumah mereka, tersebar di dunia maya.
Menurut laporan resmi, seorang pria berusia 22 tahun dan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun ditangkap di Bishop’s Stortford, Hertfordshire, pada Selasa (7/10/2025). Keduanya dicurigai melakukan penyalahgunaan komputer dan pemerasan (blackmail) terkait kebocoran data besar-besaran tersebut.
Mereka kini masih ditahan untuk menjalani pemeriksaan intensif oleh tim kejahatan siber Kepolisian Metropolitan (Met Police).
Data 8.000 Anak Bocor, Hacker Minta Tebusan
Insiden bermula pada bulan September, ketika data sekitar 8.000 anak dari jaringan nursery Kido berhasil dicuri. Data yang bocor meliputi nama, foto, dan alamat rumah anak-anak, dengan 10 profil anak pertama sempat dipublikasikan secara online.
Para pelaku kemudian mengancam akan menyebarkan lebih banyak data pribadi jika pihak Kido tidak membayar tebusan.
Polisi: Kasus Ini Sangat Serius
Kepala Unit Kejahatan Ekonomi dan Siber Met Police, Will Lyne, menegaskan bahwa pihaknya bekerja cepat untuk mengidentifikasi para pelaku.
“Kami memahami betapa besar kekhawatiran para orang tua atas insiden ini. Kami ingin memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan sangat serius. Penangkapan ini adalah langkah penting, tetapi penyelidikan masih terus berjalan,” ujarnya.
Kido dan Famly Buka Suara
Kido, yang mengoperasikan 18 lokasi taman kanak-kanak di wilayah London, menjelaskan bahwa pelanggaran data terjadi karena kriminal berhasil mengakses sistem mereka melalui penyedia layanan perangkat lunak bernama Famly.
Namun, CEO Famly, Anders Laustsen, membantah bahwa sistem mereka diretas.
“Kami telah melakukan investigasi menyeluruh dan dapat memastikan bahwa tidak ada pelanggaran terhadap keamanan atau infrastruktur Famly. Tidak ada pelanggan lain yang terdampak,” katanya.
“Kami tetap memprioritaskan keamanan data dan privasi para pengguna kami,” tambahnya.
Penyelidikan Terus Berlanjut
Pihak Kepolisian Metropolitan menyatakan penyelidikan masih terus dilakukan bersama mitra siber lainnya untuk memastikan semua pihak yang terlibat dibawa ke pengadilan.
Kasus ini menjadi salah satu serangan siber paling serius yang menargetkan lembaga pendidikan anak usia dini di Inggris, dan menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi di era digital.
(Anton)