SUARAINDONEWS.COM – Jakarta, Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas/EBY) menegaskan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan momentum untuk membangun kembali peradaban bangsa yang berlandaskan akhlak, persatuan, dan kemajuan.
Hal tersebut disampaikan Ibas dalam agenda perayaan Maulid Nabi bertajuk “Inspirasi Peradaban Akhlak, Persatuan & Kemajuan” yang digelar di Jakarta bersama para ulama, pengasuh pondok pesantren, santri, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah.
“Maulid Nabi sebagai inspirasi peradaban akhlak, persatuan, dan kemajuan adalah ajakan untuk kembali ke jati diri bangsa: berakhlak, bersatu, dan maju bersama,” ujar Ibas dalam sambutannya, Kamis (18/9/2025).
Ibas menekankan pentingnya meneladani Rasulullah SAW dalam menciptakan masyarakat yang berkeadaban. Ia mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu…”
Menurutnya, dunia saat ini tengah diliputi luka akibat konflik dan peperangan, mulai dari Gaza, Sudan, Ukraina, hingga Myanmar. “Demokrasi tanpa akhlak hanya melahirkan keributan, bukan kebaikan. Rasulullah membangun Madinah bukan dengan kekuasaan, tapi dengan keteladanan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ibas menyerukan perlunya revolusi akhlak di seluruh aspek kehidupan, baik di ruang kelas, pasar, hingga ruang kekuasaan. “Kita akan bisa lebih maju jika bersatu. Ulama, umara, santri, rakyat—semua saling topang, saling doa, dan saling jaga,” katanya.
Sebagai wakil rakyat, Ibas juga memaparkan sejumlah program yang terus ia kawal, mulai dari Beasiswa Santri (PIP), digitalisasi pesantren, hingga penguatan kurikulum diniyah dan vokasi. Ia mendorong pendirian Kementerian Haji dan Umrah, serta memperjuangkan program makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan santri. Selain itu, ia menegaskan komitmen memperjuangkan tunjangan dan sertifikasi guru ngaji, guru madrasah, dan guru pesantren.
“Karena kami percaya, guru adalah pahlawan peradaban,” ucapnya.
Menutup sambutannya, Ibas menyerukan pentingnya sinergi menuju Indonesia Emas 2045 dengan tiga fondasi utama: demokrasi berakhlak, aspirasi yang menyatukan, serta penanaman nilai kebangsaan sejak dini.
Pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, menilai gagasan Ibas sejalan dengan kebutuhan bangsa. “Semua yang disampaikan Mas Ibas tidak ada yang salah. Tinggal kita pastikan kolaborasi bersama dengan kompak untuk akhlak yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Demokrat, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc, menyoroti pentingnya implementasi UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Ia menekankan pesantren harus mendapat dukungan memadai, baik dari sisi pendanaan maupun pembinaan karakter di era digital.
Dalam acara tersebut, Ibas turut didampingi oleh jajaran Komisi VIII Fraksi Demokrat, di antaranya Dr. H. Achmad, M.Si, Dr. Ir. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc, dan Drs. H. Zulfikar Achmad. Turut hadir pula sejumlah pimpinan pondok pesantren dari berbagai daerah, termasuk KH. Hasan Abdullah Sahal (Gontor), H. Saroni, Lc (Arrisalah Ponorogo), dan H. Hammam Fathulloh HB, SE., M.Pd (Al Fattah Pacitan). (AM)