SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – China dan Rusia sepakat untuk membangun International Lunar Research Station (ILRS) atau stasiun penelitian di Bulan. Kerja sama kedua negara ini menandakan era baru di dunia antariksa, khususnya mengeksplorasi Bulan.
ILRS ini digambarkan sebagai basis eksperimen ilmiah komprehensif yang dibangun di atas permukaan Bulan atau di orbit satelit alami Bumi tersebut.
Dikutip Space News, Kamis (11/3/2021) keberadaan ILRS diharapkan bisa melahirkan kegiatan penelitian ilmiah multi-disiplin dan multi-objektif, termasuk eksplorasi dan pemanfaatan, observasi berbasis Bulan, percobaan ilmiah dasar dan verifikasi teknis, serta operasi otonom jangka panjang.
Konsep ILRS nantinya akan tampak terdiri dari sejumlah pesawat ruang angkasa terpisah, berbeda dengan yang terintegrasi seperti pada Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Meski kesepakatan ini terjalin antara badan antariksa Rusia (Roscosmos) dan badan antariksa China (CNSA), negara di luar itu bisa turut bekerjasama akan proyek ILRS ini.
Baik Roscosmos maupun CNSA merupakan negara yang serius menggeluti dunia antariksa. Roscosmos tercatat gemar menerbangkan kosmonot ataupun astronaut dari negara lain untuk diterbangkan ke ISS lewat roket Soyuz mereka.
Roscosmos juga tengah mempersiapkan peluncuran misi pendaratan di Bulan lewat Luna 25, Luna 26, dan Luna 27 selama satu dekade ini.
Sedangkan, CNSA telah menerbangkan dua wahana antariksa mereka ke Bulan, yaitu Chang’e 5 yang sudah kembali ke Bumi dengan membawa oleh-oleh berupa sampel bebatuan di sana. China saat ini juga sedang merencanakan misi pengembalian sampel baru bernama Chang’e 6. (wwa)
Sumber: Detik