SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Loka Karya dan Verifikasi Perusahaan untuk Program Pendampingan Ekspor (Export Coaching Program/ECP) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/3/2021).
Kegiatan diikuti sekitar 40 pelaku usaha dari berbagai bidang produk, seperti perkebunan, fesyen, makanan dan minuman, serta kayu dan produk kayu.
“Kegiatan ini adalah tahap pertama pelaksanaan ECP di Jawa Timur. Selanjutnya, dengan dilaksanakan ECP, para pelaku usaha diharapkan mampu menjalankan bisnis ekspornya secara efektif dan mandiri,” jelas Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo.
ECP merupakan program pendampingan pelaku usaha berorientasi ekspor yang dilaksanakan sebanyak delapan tahap selama 8 bulan—1 tahun. Program ini mencakup kegiatan peningkatan kualitas produk, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, pengembangan sumber daya manusia (SDM) ekspor, pengembangan pasar, dan mencari buyer potensial.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyampaikan, “Melalui ECP, pelaku usaha mendapat bimbingan mengenai tata cara ekspor dan informasi seputar negara tujuan ekspor. Para peserta juga dapat membuka peluang di negara tujuan ekspor dengan didampingi praktisi ekspor,” terang Kasan.
Saat ini, lanjut Heryono, permasalahan yang sering dihadapi pelaku usaha diantaranya adalah keterbatasan kapasitas produksi, SDM, persyaratan, promosi, serta pengetahuan tentang regulasi ekspor, baik di dalam negeri maupun di negara tujuan ekspor.
“Oleh karena itu, melalui ECP, peserta juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengatasi berbagai kendala yang dihadapi untuk menjadi eksportir yang tangguh,” ujar Heryono.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Eddi Wiyono, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai kontribusi besar bagi kinerja ekspor nasional.
“Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari 2021, Jawa Timur termasuk dalam tiga provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional sebesar USD 1,51 miliar. Melihat hal itu, dapat dikatakan Jawa Timur mempunyai peran signifikan bagi penerimaan devisa negara yang berasal dari kinerja perdagangan luar negeri, khususnya kinerja ekspor,” kata Eddi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat mengapresiasi terpilihnya kembali Jawa Timur sebagai tempat penyelenggaraan ECP tahun 2021. Hal tersebut karena ECP mampu mendorong peningkatan nilai ekspor nonmigas Jawa Timur melalui peningkatan jumlah eksportir baru dan lama dengan pengembangan produk serta penetrasi pasar baru.
Tahun lalu, penyelenggaraan ECP di Jawa Timur berhasil mencetak 11 Industri Kecil Menengah (IKM) eksportir dari total 25 IKM peserta.
Adapun total nilai ekspor 11 IKM tersebut sekitar USD 336 ribu yang terdiri atas furnitur, kopi, sukun, pelet dan kerajinan kayu, mi kering, lantai kayu, mesin pengolah makanan, produk perawatan/kecantikan, serta tepung/produk singkong.
Negara tujuan ekspornya adalah Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, Nigeria, Arab Saudi, Australia, dan Malaysia. (EK)