SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Perempuan punya masa depan cerah di industri maritim. Hal ini ditegaskan langsung oleh Dewi Oktavia Husein, VP Human Capital PT Pertamina International Shipping (PIS), dalam ajang Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di Jakarta.
Meski selama ini dunia maritim dikenal sebagai “dunia laki-laki”, Dewi optimis perempuan tak hanya bisa terlibat, tapi juga jadi pemimpin yang membawa perubahan besar.
“Pemberdayaan bukan hanya tentang inovasi, tetapi juga tentang inovasi yang berdampak dan kepemimpinan yang berpengaruh.” – Dewi Oktavia Husein
Industri Maritim = Dunia Laki-Laki?
Ya, selama ini memang begitu. Jam kerja yang panjang, tugas di laut yang jauh dari rumah, hingga sistem kerja yang berat, membuat jumlah perempuan sangat minim di dunia pelayaran dan logistik laut. Menurut data IMO (Organisasi Maritim Internasional), hanya 1,2% pelaut dunia adalah perempuan—sekitar 24.000 orang.
Tapi sekarang, banyak negara dan perusahaan mulai berubah. Kesetaraan gender makin jadi prioritas.
PIS: Perempuan Harus Punya Ruang dan Arah
Sebagai anak usaha Pertamina, PIS tak cuma bicara soal keberagaman, tapi juga langkah konkretnya. Tahun 2024 lalu, jumlah perempuan di posisi manajerial sudah mencapai 18,7%, melebihi target awal sebesar 17,4%.
Mereka juga punya target ambisius: 30% posisi pemimpin diisi perempuan pada 2034. Ini sejalan dengan target IMO dan juga SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) poin ke-5: kesetaraan gender.
“Dalam setiap hal yang kita lakukan, dalam setiap keputusan yang kita buat, semuanya penting. Kita harus melihatnya dari masa lalu ke masa depan. Itulah perempuan di tahun-tahun mendatang.” – Dewi Oktavia Husein
Program Khusus: Komunitas PERTIWI SH IML
Untuk mendukung karier perempuan di industri ini, PIS membentuk komunitas PERTIWI SH IML pada 2024. Fokusnya ada pada:
- Pengembangan diri dan karier
- Kesejahteraan perempuan
- Keberlanjutan peran dan jabatan
- Kemitraan dan komunikasi lintas sektor
Dengan komunitas ini, perempuan di PIS bisa saling dukung, berbagi pengalaman, dan mengembangkan kapasitas kepemimpinan.
IMW 2025: Event Maritim Terbesar di Indonesia
Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 digelar pada 26–28 Mei di JICC, Jakarta. Ini adalah acara maritim terbesar di Asia Tenggara dengan tema:
“Asia’s Maritime Leadership: Connectivity, Sustainability, and Digitalization”
Apa saja yang ada di IMW 2025?
- Lebih dari 10.000 peserta dari Asia dan negara lain
- 100+ eksibitor industri pelayaran, logistik, dan teknologi
- 35 pembicara utama, dari pengambil kebijakan, CEO, hingga ahli digitalisasi maritim
PIS bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk mendukung acara ini sebagai momentum memperluas peluang dan kolaborasi.
Dunia Bergerak: Negara Lain Juga Fokus pada Perempuan Maritim
Perubahan ini bukan cuma di Indonesia. Banyak negara mulai aktif mendorong perempuan terlibat di laut:
Norwegia
Memiliki lebih dari 15% kapten kapal feri adalah perempuan, berkat pelatihan dan kebijakan ramah gender.
Filipina
Sebagai negara pengirim pelaut terbesar dunia, kini mereka gencar mempromosikan pelaut perempuan lewat program pelatihan dan beasiswa.
Amerika Serikat
Program “Women at the Helm” dari US Maritime Administration mendorong lebih banyak perempuan jadi teknisi kapal dan navigator.
Kesimpulan: Laut untuk Semua, Bukan Hanya untuk Laki-Laki
Industri maritim sedang berubah. Perempuan kini mulai punya ruang dan peluang yang lebih nyata. Tantangannya memang masih besar, tapi arah ke depan semakin jelas: lebih inklusif, lebih setara, dan lebih berdampak.
Indonesia, lewat PIS dan IMW 2025, sudah mulai membuka jalan. Tinggal bagaimana kita—termasuk generasi muda—ikut mendukung, melanjutkan, dan mengembangkan.
Ringkasan Penting:
Topik | Fakta Kunci |
---|---|
Jumlah pelaut perempuan global | Hanya 1,2% (sekitar 24.000 orang) |
Target PIS 2034 | 30% pemimpin perempuan |
Jumlah peserta IMW 2025 | Lebih dari 10.000 orang |
Program unggulan PIS | Komunitas PERTIWI SH IML |
Tema IMW 2025 | Konektivitas, Keberlanjutan, Digitalisasi |
(Anton)