SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bayangkan dunia yang gelap gulita, super dingin, dan tertutup es setebal ratusan meter. Kedengarannya seperti latar film fiksi ilmiah? Nyatanya, kehidupan benar-benar ada di sana.
Para ilmuwan baru saja menemukan makhluk hidup di bawah lapisan es Antartika, tepatnya sekitar 500 meter di bawah The Ross Ice Shelf, salah satu lapisan es terbesar di Bumi. Tempat yang selama ini dianggap “sunyi tanpa kehidupan” ternyata menyimpan aktivitas biologis yang mengejutkan.
Penemuan ini terjadi saat tim peneliti melakukan pengeboran es untuk keperluan riset. Setelah lubang terbentuk, kamera khusus diturunkan ke bawah. Di layar, para ilmuwan melihat titik-titik kecil bergerak dan berkedip di kegelapan. Awalnya tampak misterius, tapi setelah dianalisis, jawabannya cukup membumi.
Makhluk tersebut adalah amphipoda, hewan laut kecil dari kelompok krustasea—masih satu keluarga jauh dengan udang dan kepiting. Bedanya, amphipoda tidak punya cangkang keras dan tubuhnya pipih dari samping. Meski kecil, perannya besar karena mereka adalah pemakan bangkai laut, semacam “petugas kebersihan” alami di dasar laut.
Yang bikin ilmuwan tercengang, amphipoda bisa bertahan di lingkungan ekstrem: tanpa cahaya matahari, suhu sangat rendah, dan tekanan air tinggi. Ini membuktikan bahwa kehidupan tidak selalu bergantung pada sinar Matahari, tapi bisa hidup dari rantai makanan alternatif di bawah es.
The Ross Ice Shelf sendiri bukan tempat sembarangan. Wilayah ini berperan penting dalam sistem iklim global dan memengaruhi kondisi Laut Ross, salah satu ekosistem laut paling produktif di dunia. Karena itu, temuan ini bukan sekadar soal hewan kecil, tapi juga petunjuk besar tentang cara kerja Bumi.
Para peneliti berharap temuan ini membantu memahami:
- bagaimana kehidupan bertahan di kondisi ekstrem
- bagaimana ekosistem bawah es bekerja
- dan bagaimana perubahan iklim bisa memengaruhi Antartika di masa depan
Singkatnya, penemuan ini membuka mata kita bahwa Bumi masih menyimpan banyak rahasia, bahkan di tempat yang tampak paling tidak ramah bagi kehidupan. Dan siapa sangka, jawabannya justru datang dari makhluk super kecil yang hidup jauh di bawah es abadi.
(Anton)




















































