SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah menyiapkan langkah besar untuk mengubah wajah kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi kawasan modern yang terintegrasi layaknya kota-kota besar dunia — termasuk Singapura.
Rencana ambisius ini akan menggabungkan stasiun MRT, halte Transjakarta, hotel, perkantoran, hingga apartemen dalam satu bangunan multifungsi yang dirancang sepenuhnya dengan konsep Transit Oriented Development (TOD).
“Transjakarta yang datang dari arah Bundaran HI menuju Blok M nantinya akan masuk langsung ke dalam bangunan, seperti yang terjadi di beberapa kota lain, contohnya di Singapura,” ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, dalam kegiatan MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Proyek ini akan berpusat di Jalan Panglima Polim, tepat di sisi kawasan Blok M Hub dan Blok M Square. Di lokasi tersebut, MRT Jakarta berencana membangun gedung bertingkat multifungsi yang menampung berbagai fasilitas transportasi publik, area perkantoran, hotel, dan hunian vertikal.
Bangunan ini juga akan terkoneksi langsung dengan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, memungkinkan masyarakat berpindah moda transportasi tanpa perlu keluar ke jalan raya.
“Dalam gedung itu, pengguna tidak perlu turun ke jalan raya untuk pindah moda. Di bangunan yang sama juga ada perkantoran, hotel, dan apartemen,” jelas Tuhiyat.
Konsep ini diproyeksikan akan menjadikan Blok M sebagai ikon baru kawasan transit modern Jakarta, sekaligus memperkuat daya tarik ekonomi di wilayah selatan ibu kota.
Blok M dipilih karena telah lama menjadi simpul transportasi dan gaya hidup urban, serta dinilai siap berevolusi menjadi kawasan mixed-use dengan mobilitas tinggi dan efisiensi ruang maksimal.
Namun, Tuhiyat menegaskan bahwa proyek ini belum akan dimulai dalam waktu dekat, karena MRT Jakarta masih mencari investor strategis untuk mendukung pembangunan.
“Sebetulnya kami sudah hampir mendapatkan investornya, tetapi sempat tertunda karena ada sedikit gangguan situasi politik,” ungkapnya diplomatis.
Apabila terwujud, kawasan baru Blok M akan menjadi contoh nyata integrasi transportasi publik dan tata ruang modern, di mana masyarakat bisa tinggal, bekerja, berbelanja, dan bepergian dalam satu kawasan.
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, inisiatif ini diharapkan memperkuat peran MRT Jakarta sebagai katalis urbanisasi berkelanjutan, sekaligus mendorong warga Jakarta beralih ke gaya hidup transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan.
Dengan konsep yang futuristik, Blok M berpotensi menjadi “miniatur Singapura di Jakarta Selatan” — sebuah simbol baru kemajuan kota yang tumbuh dari bawah tanah MRT hingga ke langit hunian vertikal.
(Anton)