SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – India resmi menekan tombol level up di sektor energi. Parlemen negara berpenduduk terbesar di dunia itu mengesahkan undang-undang baru yang membuka pintu lebar bagi perusahaan swasta untuk membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Sebuah langkah berani, ambisius, dan—kalau boleh dibilang—cukup revolusioner.
Keputusan ini bukan sekadar soal listrik. Ini adalah strategi besar India untuk mengubah wajah energi nasional, sekaligus mengejar target gila: hampir melipatgandakan produksi energi bersih dalam enam tahun ke depan.
Dari Batu Bara ke Nuklir: India Putar Haluan
Saat ini, India masih “kecanduan” batu bara. Sekitar 75 persen listrik nasional masih dihasilkan dari energi fosil yang dikenal sebagai salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Tak heran, India tercatat sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia.
Masalahnya tak berhenti di situ. Pemadaman listrik masih sering terjadi, sementara permintaan energi terus melonjak seiring pertumbuhan ekonomi dan membesarnya kelas menengah. Singkatnya: India butuh energi besar, stabil, dan bersih—sekarang juga.
Modi: Ini Momen Transformasi
Perdana Menteri Narendra Modi menyebut pengesahan UU ini sebagai momen transformatif bagi India. Bukan bahasa politisi kosong, tapi sinyal serius bahwa negaranya siap menyambut masa depan.
“Mulai dari menyediakan daya yang aman bagi AI hingga memungkinkan manufaktur ramah lingkungan, undang-undang ini memberi dorongan penentu bagi masa depan energi bersih, tidak hanya untuk India, tapi juga dunia,” ujar Modi.
Pesannya jelas: ini waktu emas untuk berinvestasi, berinovasi, dan membangun di India.
Monopoli Berakhir, Kompetisi Dimulai
Sebelumnya, sektor nuklir India dikuasai penuh oleh perusahaan negara, Nuclear Power Corp of India Ltd (NPCIL). Kini, dengan keterlibatan swasta, peta persaingan berubah total. Inovasi dipercepat, pendanaan mengalir, dan teknologi dipacu lebih agresif.
Pemerintah India menargetkan peningkatan kapasitas nuklir dari 8.180 MW saat ini menjadi 22.480 MW pada 2031–2032, termasuk pembangunan 10 reaktor baru dengan total 8.000 MW.
Dan ini baru pemanasan.
Target Akhir: 100 GW Nuklir!
India memasang visi jangka panjang yang bikin melongo: kapasitas tenaga nuklir 100 GW pada tahun 2047, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan negara tersebut. Energi nuklir diposisikan sebagai pilar utama bauran energi nasional, sejajar bahkan melampaui energi konvensional.
Langkah ini juga melanjutkan komitmen global India, termasuk kesepakatan nuklir bersejarah dengan Amerika Serikat pada 2006, ketika New Delhi untuk pertama kalinya menempatkan reaktor sipilnya di bawah pengawasan internasional.
Pesan Besarnya?
India ingin membuktikan bahwa energi bersih bukan mimpi mahal, tapi investasi masa depan. Dari krisis listrik, polusi, hingga kebutuhan AI dan industri hijau—semuanya dijawab lewat nuklir.
Ini bukan sekadar undang-undang. Ini adalah deklarasi ambisi.
India tidak lagi sekadar mengejar listrik.
India sedang mengejar masa depan.
(Anton)




















































