SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Optimisme meluap dari Gedung DPD RI, Senin (7/7/2025), usai digelarnya Rapat Kerja antara Komite IV DPD RI dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Ketua Komite IV, Ahmad Nawardi, percaya diri menyebut bahwa ekonomi Indonesia bisa “ngacir” ke angka 5 persen—mengejar target pemerintah yang sebelumnya masih ngoyo di angka 8 persen.
“Dari sebelumnya 4,8 persen, kami yakin tahun ini bisa tembus 5 persen. Kuncinya? Kolaborasi dan suku bunga yang makin ramah di kantong rakyat,” ujar Nawardi dengan semangat ala analis ekonomi di acara prime time.
Salah satu kabar baiknya datang dari Bank Indonesia, yang membuka peluang penurunan suku bunga (BI Rate) lebih lanjut. Setelah turun 25 basis poin menjadi 5,5 persen di bulan Mei lalu, Gubernur BI menyebut masih ada ruang untuk ‘nambah turun’, asal stabilitas tetap terjaga.
“Kalau ekonominya stabil, suku bunga bisa ikut rileks. Harapannya, ini bakal bikin rakyat lebih semangat belanja, bukan cuma scroll-scroll diskonan doang,” canda Nawardi.
Dalam rapat, DPD juga memberikan catatan pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) tahun 2026, yang mematok target pertumbuhan 5,2–5,8 persen. Tapi, catatan tetap ada—mulai dari ancaman ketidakpastian global, nilai tukar rupiah yang diperkirakan di kisaran Rp16.500–Rp16.900 per dolar AS, hingga potensi naiknya kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) dari bank pelat merah dan swasta.
“Kita jaga bareng-bareng, BI dengan kebijakan moneter, pemerintah dengan kebijakan fiskal. Kalau dua-duanya solid, ekonomi Indonesia nggak cuma kuat, tapi juga lentur menghadapi guncangan global,” tegas Nawardi, seolah mempromosikan duet maut antara BI dan pemerintah.
Harapannya, tentu saja, rakyat bukan hanya nonton ekonomi tumbuh, tapi juga ikut menikmati hasilnya. Alias, bukan cuma angka yang naik—tapi juga isi dompet.
(Anton)