SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-enyebaran informasi ilmiah yang belum teruji tentang Covid-19 menghadirkan tantangan yang signifikan bagi kesehatan masyarakat. Media pun jadi kian berperan menambah urgensi agar dapat tingkatkan pemahaman masyarakat soal Covid-19.
Yang menarik, merebaknya pandemi dua tahun silam ternyata mampu hadirkan pola preferensi masyarakat yang unik dalam pencarian informasi Covid-19.
Temuan studi di Amerika Serikat yang dimuat pada laman BioMed Central Ltd menunjukkan bahwa sumber informasi Covid-19 yang pertama dicari dan paling terpercaya memiliki hubungan yang berbeda dengan karakteristik sosiodemografi, persepsi, dan efikasi diri.
Riset berjudul “Unpacking the Covid-19 Infodemic” tersebut menyebut, orang dewasa yang lebih tua memiliki peluang lebih besar untuk mencari informasi dari bahan cetak seperti surat kabar, majalah, dan televisi terlebih dahulu.
Sementara itu, masyarakat dengan pendidikan yang lebih rendah dan efikasi diri yang lebih besar, ternyata lebih memilih sumber interpersonal terlebih dahulu, dengan preferensi media massa yang lebih sedikit dibandingkan dengan penyedia layanan kesehatan lainnya.
Berbeda dari yang lain, masyarakat yang lebih banyak mengalami diskriminasi atau terpinggirkan secara sosial ternyata lebih cenderung mendapatkan informasi soal Covid-19 dari teman, kerabat, dan rekan kerja.
Diversifikasi media di Indonesia
Perkembangan teknologi di Indonesia mendorong media untuk melakukan perluasan. Mengutip Harian Ekonomi Neraca, PT Media Nusantara Citra Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama MNC, misalnya, telah menunjukkan keberhasilannya mendiversifikasikan usahanya tak hanya ke digital, tapi juga media konten.
MNC kini bukan hanya media konvensional semata, namun telah mendiversifikasi ke segmen atau sektor yang tinggi pertumbuhannya (growth). Disebutkan, sekitar 24,8% atau hampir 25% dari total revenue MNC berasal dari kontribusi digital dan konten. Sisanya, 75% berasal dari non- digital advertising revenue.
Tak berhenti di situ, MNC juga disebut mampu mempertahankan bisnis televisi konvensionalnya. Terobosan lain, mobile apps MNC juga memiliki aktivitas tinggi, seperti voting, kuis dan lain sebagainya, sehingga menghasilkan traffic yang tinggi. MNC bahkan terpantau merupakan salah satu kanal dengan views terbesar di dunia. Hingga Agustus 2019, sudah ada 20,1 miliar views dari kanal YouTube MNC.
Pandemi Akselerasi Diversifikasi Media
Seiring pertumbuhan teknologi yang kian masif di Indonesia, diversifikasi jadi salah satu strategi penguatan bisnis media yang layak dicoba. Jika hanya berdiam diri tanpa melakukan ekspansi usaha, media bisa kalah di pasar dan kehilangan peminatnya.
Tanpa media, informasi tidak akan sampai dengan tepat dan cepat ke masyarakat, terutama selama pandemi. MNC jadi salah satu media yang strategi ekspansi bisnisnya layak ditiru. Kanal informasi yang kian beragam bisa menjadi cara industri media untuk tetap bertahan dan tidak mati di tengah pandemi.
Sementara itu, tanpa disadari, pandemi sendiri bisa menjadi salah satu faktor yang mengakselerasi keberhasilan media konvensional bertransformasi ke arah digital sekaligus mendiversifikasi bentuk medianya.
Dengan adanya penyampaian informasi yang beragam, Kementerian Perdagangan percaya, media yang berkualitas makin berperan penting bagi 260 juta masyarakat Indonesia yang memerlukan penyampaian informasi. Kini, masyarakat bisa lebih berdaulat memutuskan sendiri media mana yang dapat mereka akses, sesuai kebutuhan masing-masing.
Penulis: Didit Maihatir, Pranata Humas Kemendag RI