SUARAINDONEWS.COM, Bali-Begadang Filmmaking Competition, sebuah kompetisi membuat film pendek dalam batas waktu 34 jam, segera dihelat pada Sabtu, 1 September hingga Minggu, 2 September 2018 mendatang, sebagai salah satu rangkaian tetap dari berbagai kegiatan pra-festival Minikino Film Week 4, Bali International Short Film Festival.
Dewan juri akan memilih 4 film finalis yang langsung mendapatkan akses khusus dua SUPREME FESTIVAL PASS bernilai 1.000.000,- (satu juta rupiah) ditambah fasilitas penginapan 2 (dua) malam untuk hadir dalam International Awarding dan Closing Event Minikino Film Week 4, Bali International Short Film Festival. Supreme pass adalah akses yang eksklusif dan terbatas dalam festival internasional ini. Selanjutnya para finalis ini akan memperebutkan hadiah utama sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).
Begadang Filmmaking Competition 2018, merupakan kompetisi membuat film pendek yang unik berskala nasional. Karena para peserta ditantang membuat film berdurasi maksimal 5 (lima) menit dan prosesnya harus diselesaikan dalam jangka waktu 34 jam. Selama 34 jam itulah para peserta akan melakukan seluruh proses pembuatan film pendek, mulai dari membuat cerita, merancang adegan, shooting gambar dan merekam suara, sampai proses editing, dan menyelesaikannya menjadi sebuah file digital yang siap putar. Bahkan waktu 34 jam ini bahkan termasuk melakukan pengiriman file film yang sudah selesai secara online ke Minikino.
Demi menjamin film pendek ini benar-benar dibuat dalam jangka waktu 34 jam, ditentukan beberapa elemen audio visual wajib, namun masih dirahasiakan. Kunci rahasia inilah yang akan dibuka tepat tanggal 1 September 2018 pukul 08:00 WITA, tanda dimulainya kompetisi secara serentak, jekas I Made Suarbawa, selaku Ketua Koordinator Kompetisi.
Pendaftaran tim produksi serta pembiayaan pendaftaran melalui link http://minikino.org/begadang , sudah dibuka sejak 21 Juli lalu dan ditutup pada Senin, 27 Juli 2018 siang. Dan Edo Wulia, sebagai Direktur Festival Minikino Film Week menegaskan bahwa semua peserta akan mencicipi langsung bagaimana rasanya produksi film dengan tuntutan deadline, serta ada dalam koordinasi dan manajemen yang ketat, mirip seperti situasi produksi film yang nyata.
Tahun ini sedikit istimewa, lantaran Begadang Filmmaking Competition dibuka juga untuk warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri dengan bukti paspor Indonesia, serta tetap menyesuaikan waktu produksinya dengan wilayah waktu Indonesia, tambah Made Suarbawa.
Fokus penilaian penjurian mencakup kemampuan para peserta menerapkan elemen audio visual yang diwajibkan ke dalam alur cerita mereka, kemampuan kreatifitas dan orisinalitas cerita yang dikembangkan sampai batas yang belum pernah dijangkau sebelumnya, serta penilaian-penilaian lain yang lebih umum seperti kualitas gambar, kualitas suara serta bagaimana secara keseluruhan film pendek tersebut ditampilkan. Film-film yang berhak dipertimbangkan sebagai pemenang tentu saja hanya film yang berhasil selesai dan dikirim tepat waktu. Untuk film yang walaupun bagus namun terlambat, hanya masuk dan dipertimbangkan dalam seleksi untuk pemutaran saja.
Tahun lalu, Begadang Filmmaking Competition menarik minat 40 tim produksi yang mendaftar dari seluruh indonesia. Tercatat wilayah paling barat adalah tim dari Medan, beberapa tim dari Bali sendiri, dan ada juga dari Banjarmasin yang akhirnya meraih juara pertama. Hanya 17 tim yang mampu memenuhi batas waktu 34 jam tersebut. Film-film yang diterima kemudian melalui seleksi menjadi 6 (enam) finalis yang berhak memperebutkan hadiah utama di International Awarding 3rd Minikino Film Week. Daftar peserta nominasi tahun lalu bisa dilihat dalam arsip online http://minikino.org/begadang/nominasi.
Dan terpilih sebagai pemenang utama Begadang Filmmaking Competition 2017 adalah sebuah film animasi stop motion berjudul “Almari” karya Husin dan tim Guru dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bagi Husin yang memiliki instagram account @husinz_claymation kompetisi ini menjadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. Bahkan sampai saat ini Husin masih terus mengembangkan kreatifitasnya dalam berkarya, meraih prestasi-prestasi lainnya di ranah film pendek nasional.
(gha; foto ist