SUARAINDONEWS.COM, Riyadh — Pemerintah Arab Saudi tengah membangun sebuah bangunan raksasa berbentuk kubus bernama Mukaab, yang disebut-sebut akan menjadi gedung terbesar di dunia. Struktur ini menuai perhatian publik karena bentuknya yang mirip Ka’bah, tempat suci umat Islam di Mekkah.
Bangunan Kubus Raksasa di Tengah Riyadh
Dilansir The New Arab, proyek senilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp800 triliun ini dibangun di kawasan barat laut ibu kota Riyadh. Mukaab dirancang setinggi, sepanjang, dan selebar 400 meter — cukup besar untuk menampung 20 gedung Empire State di dalamnya.
Pembangunan dilakukan oleh Murabba Development Company (MDC), yang mengungkapkan bahwa 86% pekerjaan tanah telah rampung. Setiap hari, sekitar 900 pekerja dan 250 ekskavator dikerahkan untuk mempercepat penyelesaian proyek.
“Pencapaian ini menegaskan kecepatan pembangunan dan komitmen kami menghadirkan pusat kota modern terbesar di dunia,” kata MDC dalam pernyataannya, dikutip Sabtu (11/10/2025).
Bangunan yang dirancang oleh perusahaan teknik AtkinsRealis ini akan menjadi pusat dari proyek besar bernama New Murabba, yang mencakup area seluas 19 kilometer persegi. Di dalamnya akan terdapat lebih dari 100.000 rumah, hotel, pusat perbelanjaan, ruang kantor, hingga area rekreasi.
CEO New Murabba, Michael Dyke, menyebut tahap pertama proyek ini ditargetkan rampung pada 2030, dengan pembangunan 8.000 rumah yang bisa dihuni 35.000 orang.
Menuai Kritik Karena Mirip Ka’bah
Meski digadang-gadang sebagai simbol modernitas Arab Saudi, bentuk Mukaab yang menyerupai Ka’bah memicu kontroversi.
Banyak pihak menilai desain kubus emas itu bisa menimbulkan kesalahpahaman dan dianggap menyinggung simbol suci umat Islam.
“Bentuk kubus emas itu bagi saya penghinaan terhadap Ka’bah di Mekkah, simbol penyembahan berhala yang jelas,” tulis peneliti asal Lebanon, Laleh Khalili, di media sosial X.
Mukaab dijadwalkan rampung sebelum Expo 2030 di Riyadh. Setelah selesai, kawasan ini diproyeksikan mampu menampung hingga 400.000 orang.
Proyek Raksasa Arab Saudi: Antara Kemajuan dan Kontroversi
Pembangunan Mukaab merupakan bagian dari visi besar Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam program “Saudi Vision 2030” — upaya besar-besaran mengubah citra Arab Saudi menjadi negara modern dan beragam secara ekonomi.
Selain Mukaab, Saudi juga tengah membangun proyek ambisius lainnya seperti NEOM, Qiddiya, Amaala, Diriyah Gate, hingga Coral Bloom.
Namun, sejumlah pihak termasuk PBB menyoroti dampak lingkungan dari proyek-proyek besar ini. Aktivitas konstruksi masif disebut berpotensi mempercepat degradasi lahan dan penggurunan, yang dapat mengancam ekosistem dan ketersediaan pangan.
“Dalam perang melawan penggurunan, Arab Saudi sebenarnya juga menjadi korban, tapi mereka jelas berkontribusi terhadap perubahan iklim,” kata Patrick Galey, peneliti dari Global Witness.
Dugaan Pelanggaran Ketenagakerjaan
Tak hanya soal lingkungan, proyek-proyek besar ini juga diwarnai kabar kelam.
Menurut laporan dokumenter ITV yang dikutip Newsweek, sedikitnya 21.000 pekerja migran dilaporkan tewas sejak 2017 saat bekerja di berbagai proyek di bawah program Vision 2030.
Sebagian besar korban disebut berasal dari India, Bangladesh, dan Nepal.
Beberapa pekerja menyebut kondisi kerja di proyek-proyek tersebut sangat berat, bahkan menyerupai “perbudakan modern”.
Kasus tragis menimpa Raju Bishwakarma, pekerja asal Nepal yang ditemukan tewas di kamar setelah sempat memohon bantuan karena tak mampu membayar denda agar bisa pulang.
Pemerintah Arab Saudi sejauh ini belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.
Fakta Singkat Mukaab
- Lokasi: Riyadh, Arab Saudi
- Nilai proyek: US$ 50 miliar (~Rp 800 triliun)
- Ukuran: 400 m × 400 m × 400 m
- Status: 86% pekerjaan tanah selesai
- Bagian dari: Proyek New Murabba
- Target rampung: 2030 (untuk tahap pertama)
- Kapasitas: Hingga 400.000 orang
(Anton)