SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Diangkatnya Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI Setia Untung Arimuladi menjadi Wakil Jaksa Agung oleh Presiden Joko Widodo merupakan langkah strategis dan membawa angin segar bagi institusi Adhyaksa. Jejak rekam Setia Untung Arimuladi, dari segi komunikasi, tak perlu diragukan lagi dalam membangun citra korps Kejaksaan sebagai penegak hukum di ruang publik.
“Sosoknya tak membatasi media. Selain muncul di media nasional, Untung Arimuladi juga tampil di media-media lokal. Saya lihat, dia menguasai jaringan media lokal, “ kata Pengamat Politik Komunikasi Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing, di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Emrus menambahkan dari pantauan jejak rekam digital, Untung dinilai mampu menyampaikan pesan ke ruang publik. Selain memberikan informasi bersifat teknis dalam penanganan kasus, mantan Kepala Kejati (Kajati) DKI Jawa Barat dan Riau itu, juga berhasil membangun citra institusinya dalam sebuah kegiatan.
“Beliau sangat cakap menyajikan informasi soal hukuman mati, penangkapan buronan korupsi di luar negeri dan hal-hal teknis penanganan perkara yang cukup tinggi. Kepiawainnya tersebut dilakukan saat menjadi Kapuspenkum dan saat menjadi Kajati beberapa provinsi, “ ujar Emrus.
Presiden Joko Widodo menganggkat Setia Untung Arimuladi sebagai Wakil Jaksa Agung melalui Keputusan Presiden Nomor: 76/TPA Tahun 2020 tanggal 27 April 2020 yang di sampaikan secara resmi oleh Jaksa Agung Burhanuddin pada Rabu 29 April 2020.
Emrus menilai langkah tepat Presiden Joko Widodo, mengangkat Setia Untung mendampingi Jaksa Agung Burhanuddin dalam menjalankan tugas-tugas internal, karena terbiasa tampil ke ruang publik. Apalagi Setia Untung sebagai ‘tiger’ Reformasi Birokrasi, juga dikenal berhasil membawa Badiklat Kejaksaan menjadi kampus para calon jaksa itu menjadi Zona Integritas dengan predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) akhir tahun 2018 dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) akhir tahun 2020.
Ditegaskan Emrus, apabila ke depan nama Setia Untung, muncul dalam banyak pemberitaan, berarti nama dan citra Kejaksaan di mata publik semakin baik. Meski demikian, Emrus berpendapat untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada institusi Kejaksaan, tentu harus oleh jajarannya juga.
“Jaga citra intitusinya sudah baik di media. Tetapi masih ada oknum jaksa yang ‘nakal’, mari saling membantu jaga nama institusi,” katanya.(Bams)