SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Suasana rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan, Rabu (14/05/2025), mendadak panas. Politisi asal Jawa Barat II, Asep Romy Romaya, atau yang lebih dikenal sebagai Bang Romy, meledak soal isu krusial: penolakan pasien oleh rumah sakit.
Menurut Bang Romy, tindakan rumah sakit yang menolak pasien—dengan alasan apa pun—adalah tamparan keras buat wajah pemerintahan. Dari pusat sampai daerah, semua kena imbas.
“Saya pernah berdialog langsung dengan para direktur rumah sakit di Kabupaten Bandung. Jangan sampai ada rumah sakit yang menolak pasien,” tegasnya lantang.
Bang Romy menyebut persoalan ini bukan cuma soal pelayanan kesehatan, tapi menyentuh wilayah yang jauh lebih besar: harga diri negara.
“Kalau sampai ada pasien ditolak, itu soal harga diri pemerintahan. Dari pusat sampai daerah ikut kena dampaknya. Lalu siapa yang mau tanggung jawab?” sorotnya.
Ia juga menyatakan bahwa program-program dari Kementerian Kesehatan sejauh ini sudah berada di jalur yang benar. Tapi ia memberi catatan penting: tanpa sinergi dengan pemerintah daerah, semuanya cuma jadi formalitas di atas kertas.
“Harus ada kolaborasi dari pemerintah provinsi sampai kabupaten dan kota. Itu jadi indikator penting buat memastikan masyarakat benar-benar dapat layanan kesehatan,” tutupnya.
Fakta di Balik Teguran Bang Romy:
- Rumah sakit masih kedapatan menolak pasien? Itu masalah serius.
- Pemerintah, dari atas sampai bawah, bisa kehilangan muka.
- Kolaborasi pusat dan daerah jadi kunci layanan kesehatan yang benar-benar terasa.
Bang Romy mungkin berbicara di forum resmi, tapi pesannya tajam dan menyengat. Ia tak mau kompromi soal nyawa rakyat. Karena menurutnya, ketika rumah sakit tutup pintu, yang rusak bukan cuma sistem—tapi juga kepercayaan publik pada negara.
(Anton)