SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyambut hangat kehadiran Wang Huning, Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok atau Chairman of the National Committee of the Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC), beserta jajarannya.
Pertemuan ini menjadi bentuk komitmen strategis kedua negara untuk terus memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang, khususnya memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok.
Kedatangan Wang Huning sendiri didampingi oleh jajarannya, yakni Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal CPPCC, Wang Dongfeng; Anggota Komite Tetap dan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri, He Ping; Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia, Wang Lutong; Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Sun Weidong; dan Wakil Sekretaris Jenderal CPPCC, Hong Liang.
Kehadiran mereka disambut oleh Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani beserta sejumlah Wakil Ketua MPR RI, yakni Drs. H. Kahar Muzakir, Rusdi Kirana, S.E., Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A, Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H., dan Dr. H. Edhie Baskoro Yudhoyono, B.Com., M.Sc. Didampingi juga oleh Plt. Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah, S.E., M.M, beserta jajarannya.
“Kami menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada delegasi Republik Rakyat Tiongkok yang hadir, demikian pula penghormatan kami untuk rakyat Indonesia,” ujarnya di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Ahmad Muzani menekankan bahwa hubungan Indonesia–Tiongkok telah terbangun dalam sejarah panjang dan kini berada pada fase yang sangat baik, terutama di bidang investasi, perdagangan, dan kerja sama strategis.
“Hubungan kedua pemerintah berada pada titik yang sangat baik. Investasi Tiongkok di Indonesia signifikan, sementara nilai perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok terus meningkat,” ujarnya.
Selain aspek ekonomi, kerja sama budaya dan hubungan antar-masyarakat atau _people-to-people contact_ juga menjadi perhatian kedua pihak. Ahmad Muzani menegaskan bahwa hubungan sosial dan budaya merupakan fondasi penting yang memperkuat persahabatan kedua bangsa.
“Kami berharap hubungan ekonomi, budaya, dan hubungan antar-masyarakat akan terus berkembang sehingga persahabatan Indonesia–Tiongkok semakin kokoh di masa mendatang,” ucapnya.
Pencapaian Republik Rakyat Tiongkok dalam memberantas kemiskinan juga diapresiasinya, dengan ini Ahmad Muzani menilai hubungan kedua negara perlu diperkuat melalui saling belajar dan berbagi pengalaman.
“Indonesia belajar banyak dari Tiongkok dalam penanggulangan kemiskinan, dan sebaliknya, Tiongkok juga dapat belajar dari Indonesia dalam mengelola keberagaman,” ujarnya.
Ahmad Muzani menambahkan, bahwa hubungan personal dan formal antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, berjalan sangat baik, hangat, dan saling menghormati.
“Persahabatan kedua pemimpin tidak hanya menguntungkan dua negara, tetapi juga memberi dampak positif bagi stabilitas kawasan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua MPR RI juga menjelaskan peran konstitusional MPR dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, termasuk kewenangan mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945, melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilu, serta menjaga ideologi negara.
“Kami percaya hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Indonesia akan semakin maju, tidak hanya dalam hubungan formal, tetapi juga dalam hubungan sosiologis antar-masyarakat. Kehadiran delegasi RRT hari ini memperkuat keyakinan kami bahwa hubungan kedua negara akan semakin kokoh pada masa mendatang,” paparnya.
*Soroti Bencara Sumatera Hingga Kolaborasi*
Sementara itu Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok atau chairman of the National Committee of the Chinese People’s Political Consultative Conference (CPCC), Wang Huning, menanggapi dengan belasungkawa mendalam atas bencana alam yang terjadi di Sumatera, serta menyampaikan simpati kepada seluruh korban dan keluarga yang terdampak.
“Beberapa waktu terakhir, di Sumatera terjadi bencana alam yang cukup serius. Dengan kesempatan ini, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam serta simpati kepada para korban,” tuturnya.
Tiongkok, tegasnya, menghargai posisi Indonesia yang selalu memegang teguh prinsip saling menghormati isu-isu fundamental kedua negara. Ia menambahkan bahwa Tiongkok akan terus bekerja bersama Indonesia untuk menjaga stabilitas kawasan, keamanan, dan pembangunan bersama.
Di tengah tantangan global, ekonomi Tiongkok tetap menunjukkan stabilitas. Wang Huning menyampaikan bahwa perkembangan tersebut membuka lebih banyak peluang bagi penguatan kerja sama kedua negara.
Tiongkok dan Indonesia disebutnya tengah memasuki fase percepatan transformasi ekonomi melalui pengembangan ekonomi digital, energi bersih dan teknologi hijau, serta produktivitas baru dan inovasi industri.
Selain itu, Tiongkok juga siap memperluas kemitraan dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI), mencakup industrialisasi, infrastruktur, perdagangan, dan investasi.
“Tiongkok siap memperkuat kerja sama melalui Belt and Road, memperluas kerja sama industri, perdagangan, dan investasi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kami siap bekerja sama dalam teknologi pertanian, peningkatan kualitas produk perikanan, sistem kesehatan, penelitian obat tradisional, dan pengendalian penyakit,” sambungnya.
Wang Huning juga menyoroti pentingnya hubungan antarmasyarakat yang telah terjalin lama antara Indonesia dan Tiongkok. Ia menyebut semakin banyak generasi muda Indonesia yang mempelajari bahasa Mandarin dan menegaskan bahwa Tiongkok menyambut lebih banyak pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi di berbagai institusi pendidikan di Tiongkok.
“Kami juga menyambut organisasi keagamaan dari Indonesia untuk berkunjung ke Tiongkok guna meningkatkan saling pengertian,” sambungnya.
Ia menegaskan, Tiongkok berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan strategis, memperluas peluang kerja sama, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara.
Ia menutup pernyataan dengan menyampaikan harapan agar kemitraan Tiongkok–Indonesia semakin kokoh dan memberi manfaat luas bagi kawasan serta komunitas global.
Untuk diketahui, sebagai kepala lembaga penasihat politik Tiongkok, Wang Huning sendiri merupakan salah satu pejabat paling senior di negara itu, sejajar dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Zhao Leji.
(Anton)



















































