SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Gangguan kesehatan mental atau depresi merupakan masalah kejiwaan yang rentan terjadi pada remaja. Sebanyak 6,1 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Khamelia Malik menyampaikan salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengendalikan perilaku dan emosi yang mengakibatkan kesakitan dan kematian.
Menurutnya yang membuat remaja sulit dipahami adalah ada area otak yang mengalami maturasi lebih cepat dibanding area lainnya. Otak remaja berkembang dalam keadaan konstan yang berarti remaja lebih cenderung melakukan perilaku berisiko dan implusif, kurang mempertimbangkan konsekuensi dibanding orang dewasa.
“Inilah sebabnya penting bagi orang tua untuk membimbing dan menjadi panutan para remaja dalam membangun kecerdasan emosi dan mengambil pilihan yang lebih sehat,” kata Khamelia melalui keterangan resmi, Senin (16/10/2023).
Orang tua ataupun guru, lanjut Khamelia perlu membantu remaja untuk mengevaluasi risiko dan mengantisipasi konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil remaja.
Selain itu mengembangkan strategi untuk mengalihkan perhatian dan energi ke aktivitas yang lebih sehat agar kesehatan mental juga terjaga.
Secara fisik, Khamelia menjelaskan masa remaja merupakan periode paling sehat sepanjang hidup dari segi kekuatan, kecepatan, kemampuan penalaran.
“Kemudian lebih tahan terhadap kondisi dingin, panas, kelaparan, dehidrasi dan berbagai jeniscedera. Justru angka kesakitan dan kematian meningkat hingga 200 persen di masa remaja akhir ini,” kata Khamelia
Anggota perhimpunan psikolog Indonesia Nimaz Dewantary mengatakan edukasi diri sendiri mengenai apa yang tengah dialami anggota keluarga itu akan sangat membantu kestabilan emosi. Upaya lain membantu mendapatkan bantuan professional ke psikolog.
“Kemudian memberi dukungan dalam menjalani terapi, menghilangkan stigma, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri akan sangat membantu dalam menangani masalah kesehatan mental,” pungkas Nimaz. (Akhirudin)