SUARAINDONEWS.COM, Surabaya-Ibu Negara RI keempat Dr (HC) Sinta Nuriyah Wahid mengingatkan masyarakat tentang pentingnya Bhinneka Tunggal Ika dengan menggandeng seluruh elemen tanpa melihat latar belakang etnis ataupun agama di Indonesia.
“Saya pernah melaksanakan buka puasa di pasar, bahkan di gereja, karena Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia perlu digaungkan,” kata istri mendiang Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam keterangannya, di Surabaya, Sabtu (8/4).
Sinta mengungkapkan dirinya telah lama berpindah dari pintu ke pintu untuk melaksanakan sahur bersama. Dari kegiatan itu dia ingin mengajak seluruh elemen masyarakat Muslim berpuasa.
“Ini saya lakukan agar masyarakat Muslim di Indonesia merasakan ibadah Bulan Ramadhan dengan memupuk rasa persaudaraan,” katanya.
Lebih lanjut ibunda dari Yenny Wahid ini menilai masih banyak orang berpuasa hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban sebagai Muslim.
Ia mengatakan sahur bersama adalah langkah untuk mengingatkan sesama saudara Muslim agar menyadari apakah puasa yang dijalankan sudah baik atau belum.
“Dibanding saya mengadakan buka bersama tapi peserta tidak berpuasa, alangkah baiknya saya mengadakan sahur bersama agar mereka terpacu untuk puasa,” kata Sinta.
Sinta juga mengingatkan petuah hidup yang selalu dipegang dan digaungkan Gus Dur mengenai keberagaman. “Keberagaman adalah kekuatan jati diri bangsa yang tidak boleh dihilangkan,” ujarnya.
Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pengembangan Kemahasiswaan Ditmawa ITS Dr Eng Yeyes Mulyadi mengatakan dialog kebangsaan diselenggarakan untuk menciptakan atmosfer ITS sebagai kampus yang cinta keberagaman.
Sosok Sinta Nuriyah merepresentasikan bahwa pendidikan itu tak hanya berbicara soal ilmu tetapi juga nilai yang dijunjung. “Penting untuk mengembangkan nilai Pancasila dengan memupuk nilai gotong royong dan toleransi di lingkungan kampus,” kata dia.
Ke depan Yeyes berharap langkah kecil ini dapat menciptakan ekosistem kebangsaan dan persatuan di ITS. Nantinya, kegiatan ini akan terus diadakan dengan mengundang tokoh nasional maupun tokoh lokal.
(ANT/EK)