SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Tahun 2016, Indonesia telah menghadapi berbagai situasi ekonomi yang ada, oleh karenanya Indonesia harus tetap waspada melihat kondisi ekonomi yang lebih rentan dengan krisis. Demikian laporan Bank Dunia berjudul “Doing Business 2017: Equal Opportunity for All”.
Bank Dunia melihat Indonesia bersama dengan Brunei Darussalam, Kazakhstan, Kenya, dan Belarus menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan dalam indikator “melakukan usaha”. Sehingga peringkat Indonesia meningkat 15 peringkat ke posisi 91 pada tahun ini. Peningkatan posisi ini salah satunya merupakan dampak dari paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Indikator lainnya, kenaikan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia, berpeluang untuk meningkatkan permintaan kredit usaha. Investor dan pengusaha akan lebih terpacu membangun bisnisnya seiring dengan kemudahan berbisnis yang ditawarkan pemerintah.
Sedangkan indikator sektor pariwisata yakni hadirnya 10 prioritas Destinasi Baru patiwisata di Indonesia serta membuat kebijakan bebas visa kunjungan kepada 169 negara. Sehingga diharapkan pertumbuhan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto dari 4,20 0 pada 2014 menjadi 8,0 pada 2019. Korelasinya pada jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia meningkat dari 9 juta orang pada 2014 menjadi 2O juta orang pada 2019. Pemasukan devisa dari sektor ini pun naik dari Rp 120 triliun pada 2014 menjadi Rp 240 triliun pada 2019. Sasaran lainnya, terjadi peningkatan usaha lokal daIam industri pariwisata dan bertambahnya jumlah tenaga kerja lokal yang bersertifikasi.
Dalam sektor Ecommerce, Indonesia mempakan salah satu pengguna internet terbesar di dunia, 93,4 juta orang dan pengguna telepon pintar (smartphone) mencapai 71 juta orang. Dari potensi ini ditargetkan dapat tercipta 1.000 technopreneurs dengan valuasi bisnis pada tahun 2020 mencapai USD130 miliar.
Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi XIV yang mendorong perluasan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi secara global, mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda.
Sekaligus memberikan kepastian dan kemudahan berusaha dalam pemanfaatan Ecommerce dengan adanya arah dan panduan strategis dalam percepatan pelaksanaan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik pada periode Tahun 2016-2019. Disamping memberikan pengutamaan dan perlindungan terhadap kepentingan nasional dan UMKM serta pelaku usaha pemula (start-up).
Breakfast Meeting Masa Depan Perekonomian Indonesia di helat Hotel Dharmawangsa (8/12) dan dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua Umum PWI Pust Margiono, Editor in Chief Tempo TV Wahyu Muryadi, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kadin Bagian Kebijakan Moneter Raden Pardede, Deputi Gubemur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Pengamat Ekonomi Didik J Rachbani, Ketua Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, dan Pengusaha Perikanan Witjaksono.
Breakfast Meeting didukung oleh Artha Graha Peduli, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Total E&P, serta PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
(THD/tjo)