SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Keberpihakan pemerintah kepada sektor pertanian masih di bawah harapan mendapat sorotan anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasludin.
Segala ekspos yang menyatakan pentingnya sektor pertanian tidak didukung kebijakan yang menjadi bukti bahwa sektor pertanian mendapat dukungan penuh agar menjadi besar demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Bukti dukungan pemerintah yang dimaksud Akmal bukti adalah kebijakan anggaran yang masih menganggap sebelah mata sektor pertanian ini. Ia mengatakan eksekusi kebijakan tambahan anggaran sektor pertanian yang hanya sebesar Rp 3 triliun, dibandingkan suntikan modal PT Asuransi Jiwasraya yang sebesar Rp 22 triliun.
Ini bukti nyata Pemerintah belum sepenuhnya memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian. Bagaimana pertanian kita bisa besar bila kebijakannya nanggung seperti ini,” Jelas Akmal dalam siaran persnya, Selasa (10/11).
Dikatakannya, kalau memang Presiden melihat sektor pertanian sangat penting, harusnya politik anggaran dan keberpihakan itu betul-betul terlihat.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini juga berlaku fair pada kinerja pemerintah bidang pertanian. Terlihat dalam berbagai kesempatan di forum kenegaraan, ia memuji usaha Kementan dalam menjaga pasokan logistik nasional selama masa pandemi.
Meski demikian, Akmal mednilai masih ada sejumlah pekerjaan rumah bagi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pertama, manajemen internal, yang menurutnya masih berjalan sendiri-sendiri. Dalam beberapa kesempatan, ia pun menilai kebijakan Kementan masih bersifat politis.
“Saya pikir, beliau harus lebih memperkuat sinergi antara eselon 1 dengan stakeholder yang ada,” ujar Akmal.
Kedua, sambungnya, terkait kepastian harga di tingkat petani. Akmal melihat, walau pemerintah sudah memberikan dana ke Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan dan kepastian harga kepada petani, tetapi terkadang harga komoditas, seperti cabai, bawang, dan jagung masih di bawah harga pembelian pemerintah saat panen raya.
Selama ini, tambah Akmal, produksi sektor pertanian melimpah dan banyak pada sentra-sentranya. Akan tetapi tidak ada yang membeli pada saat panen raya dalam serapan yang signifikan menghabiskan stok di petani.
“Ini kan masalah. Dan masalah ini bukan di Kementan sebenarnya, karena Kementan bukan di perdagangan,” kata Akmal yang menambahkan bahwa persoalan yang paling mendasar pada mindset pemerintah.
Menurut Akmal, mesti ada kesepahaman bersama, yang sudah terbukti nyata di lapangan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar bagi keberlangsungan bangsa kita.
“Bila ini sudah dipahami, maka pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk memberikan politik anggaran yang signifikan pada sektor pertanian ini,” tutup Andi Akmal Pasluddin (Tumpak S)