SUARAINDONEWS.COM, Cirebon-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Kementerian Perdagangan dan Bulog mampu mengatasi berbagai distorsi yang terjadi pada harga beras, seperti kemungkinan adanya spekulan dalam perdagangan beras. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi usai mengikuti kunjungan kerja Menteri Perdagangan ke gudang Bulog di Kelapa Gading-Jakarta, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon dan Kota Cirebon, Selasa (27/2) mengatakan, sebenarnya pasokan beras nasional dalam kondisi tidak cukup aman.
Menurut dia, hal tersebut didasari pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menyatakan,” Beras impor hanya untuk buffer stock dan operasi pasar saja. Beras impor yang sudah masuk ke Gudang Bulog di Kelapa Gading, sekitar 261 ribu ton dari total impor 500 ribu ton.
Sementara itu gudang Bulog Singakerta Indramayu, nyaris dalam kedaan kosong. Hanya ada 9 ribu ton beras dari seharusnya 21.000 ton. Sehingga hal tersebut menyebabkan mereka tidak mampu melakukan operasi pasar. Ini ironis gudang Bulog sampai kosong, padahal Indramayu adalah lumbung padi Provinsi Jabar, bahkan nasional.
Demikian juga kondisi di Pasar tradisional daerah Indramayu dan Cirebon. Pedagang beras memperoleh pasokan beras dari daerah Jateng, khususnya Sragen dan Demak. Sedangkan Indramayu sudah lama menjadi lumbung padi Jabar, dengan produksi mencapai 1,7 juta ton per tahun.
Apalagi lanjut Tulus, saat ini harga beras masih terbilang tinggi, walau cenderung turun. Harga beras medium Bulog dibandrol Rp 9.300 per kg, itu pun dengan kualitas yang buruk. Kata pedagang banyak konsumen yang tidak mau membeli sekalipun untuk konsumen miskin. Yang membeli beras tersebut rata-rata pedagang lontong dan nasi goreng saja.
Menurut penuturan Khaerudin di Pasar Celangagang Cirebon, jarang konsumen ada yang meminati beras dropping dari Bulog.” Kalaupun ada karena mereka tengah mengadakan hajatan, sehingga berani mengambil 5 ton beras sekaligus.”
Itu sebabnya tambah Tulus, Menteri Pertanian diminta merevisi pernyataanya, Indonesia mengalami surplus beras. Sebab kalau memang benar kondisi berasnya surplus seharusnya tidak ada impor beras. Selain itu Kementerian Perdagangan dan Bulog harus dapat menjamin, beras impor tidak masuk ke pasaran, kecuali untuk operasi pasar saja. Jangan sampai beras impor bocor dan mengakibatkan harga beras jatuh di musim panen.
Beras adalah bahan makanan utama rakyat Indonesia. Karena itu pemerintah harus mampu menjaga keamanan pasokan beras, sehingga harganya terjangkau bagi konsumen. (Nonie)